Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pepih Nugraha
Wartawan dan Blogger

Wartawan biasa yang hidup di dua alam media; media lama dan media baru

Siapa Bilang Ahok Tak Bisa Dikalahkan?

Kompas.com - 02/03/2016, 16:49 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Terbetik berita, Walikota Bandung Ridwan Kamil mundur dari gelanggang bakal calon Gubernur DKI Jakarta.

Selain Kang Emil, demikian pejabat publik ini biasa disapa, mundur pula Walikota Surabaya Tri Rismaharini dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Alasan mundur berbeda-beda. Kang Emil konon mendengar keinginan warganya agar tetap membangun Kota Bandung. Tri idem ditto. Alasan Ganjar agak unik, “Wong, saya (sudah) jadi gubernur, masak jadi gubernur lagi?”

Alhasil, tiga petarung tangguh mundur hampir bersamaan bahkan sebelum pertandingan digelar. Bagi penonton, mundurnya ketiga kepala daerah berprestasi itu sungguh sangat mengecewakan. Pilkada DKI Jakarta yang bakal digelar tahun depan sudah kehilangan greget sejak awal.

Ibarat turnamen catur, ketiganya mundur bukan pada saat pertandingan akan dimulai atau saat pertarungan sedang berlangsung. Mereka tidak mundur melalui panitia pertandingan karena memang belum terbentuk, melainkan mempertimbangkan hal lain.

Bahwa sederet nama sudah meramaikan bursa pencalonan, itu adalah bunga-bunga yang memperindah taman demokrasi. Tetapi niscaya taman itu akan sepi dan bunga kehilangan keindahannya.

Tidak ada yang melarang. Semua warga negara Indonesia boleh bermimpi menjadi Gubernur DKI, sebuah jabatan publik yang paling bergengsi di antara 33 Gubernur lainnya di luar Jakarta.

Demikian juga Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, boleh bermimpi kembali menjadi Gubernur DKI yang dalam khasanah turnamen, berhak mempertahankan mahkota juaranya. Bukankah petarung sejati itu seseorang yang bersedia mempertahankan mahkota juaranya?

Siapa yang senang dengan mundurnya ketiga petarung itu? Boleh jadi mereka bertiga karena dengan tidak disangka-sangka langsung mendapat poin yang baik.

Orang dengan serta merta tidak menyamakan mereka dengan walikota lainnya yang katanya tidak amanah karena tidak menyelesaikan jabatannya akibat tergiur menjadi pejabat yang lebih tinggi. Salahkah mengabdi kepada masyarakat yang lebih luas?

Menjadi menarik mengulik sisi psikologis para “bunga-bunga demokrasi” yang meramaikan bursa bakal calon gubernur selepas mundurnya tiga petarung itu. Bohong kalau mereka tidak senang.

Berdasarkan perhitungan taktis, dengan mundurnya tiga petarung potensial persaingan menjadi berkurang, mengingat ada belasan nama yang saat ini sudah menjadi “bunga-bunga demokrasi” Pilkada DKI Jakarta.

Kemudian, apakah Ahok senang dengan mundurnya mereka mengingat jajak pendapat menunjukkan beberapa di antara mereka elektabilitasnya cukup lumayan meski belum menyamai dirinya?

Bohong kalau Ahok tidak senang. Sebagai pejabat petahana yang masih bersemangat mempertahankan jabatannya, Ahok tentu senang. Soal greget Pilkada berkurang, itu bukan urusannya. Paling tidak, pesaing yang berpotensi membayanginya sudah tidak ada lagi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terbentur Anggaran, Angkot Reguler di Jakut Belum Bisa Gabung JakLingko

Terbentur Anggaran, Angkot Reguler di Jakut Belum Bisa Gabung JakLingko

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 26 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 26 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
Banjir Rendam Sejumlah Titik di Jakarta Imbas Luapan Kali Ciliwung

Banjir Rendam Sejumlah Titik di Jakarta Imbas Luapan Kali Ciliwung

Megapolitan
1 dari 2 Tersangka Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi 'Deka Reset' Ditangkap

1 dari 2 Tersangka Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi "Deka Reset" Ditangkap

Megapolitan
'Mayor' Terpilih Jadi Maskot Pilkada DKI Jakarta 2024

"Mayor" Terpilih Jadi Maskot Pilkada DKI Jakarta 2024

Megapolitan
Rute Transjakarta BW9 Kota Tua-PIK

Rute Transjakarta BW9 Kota Tua-PIK

Megapolitan
Gerombolan Kambing Lepas dan Bikin Macet JLNT Casablanca Jaksel

Gerombolan Kambing Lepas dan Bikin Macet JLNT Casablanca Jaksel

Megapolitan
Harum Idul Adha Mulai Tercium, Banyak Warga Datangi Lapak Hewan Kurban di Depok

Harum Idul Adha Mulai Tercium, Banyak Warga Datangi Lapak Hewan Kurban di Depok

Megapolitan
Seorang Satpam Apartemen di Bekasi Dianiaya Orang Tak Dikenal

Seorang Satpam Apartemen di Bekasi Dianiaya Orang Tak Dikenal

Megapolitan
Banjir Akibat Luapan Kali Ciliwung, 17 Keluarga Mengungsi di Masjid dan Kantor Kelurahan

Banjir Akibat Luapan Kali Ciliwung, 17 Keluarga Mengungsi di Masjid dan Kantor Kelurahan

Megapolitan
39 RT di Jakarta Masih Terendam Banjir Sore Ini, Imbas Luapan Kali Ciliwung

39 RT di Jakarta Masih Terendam Banjir Sore Ini, Imbas Luapan Kali Ciliwung

Megapolitan
Ditemukan Kecurangan Pengisian Elpiji 3 Kg di Jabodetabek, Kerugiannya Rp 1,7 M

Ditemukan Kecurangan Pengisian Elpiji 3 Kg di Jabodetabek, Kerugiannya Rp 1,7 M

Megapolitan
Korban Penipuan 'Deka Reset' 45 Orang, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Korban Penipuan "Deka Reset" 45 Orang, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
3.772 Kendaraan di DKI Ditilang karena Lawan Arah, Pengamat : Terkesan Ada Pembiaran

3.772 Kendaraan di DKI Ditilang karena Lawan Arah, Pengamat : Terkesan Ada Pembiaran

Megapolitan
Polisi Tangkap Pelaku Kecelakaan Beruntun di Jalan Kartini Depok

Polisi Tangkap Pelaku Kecelakaan Beruntun di Jalan Kartini Depok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com