Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penculikan Bayi untuk Mengemis

Kompas.com - 02/03/2016, 18:58 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Komplotan penculik bayi, yang diduga telah menggunakan korbannya dalam praktik mengemis di jalanan, dibekuk tim dari Subdirektorat Remaja, Anak, dan Wanita Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya, Selasa (1/3).

Korban, Suci Sobari, yang baru berusia 4 bulan, diculik dan dijual seharga Rp 2,5 juta. Suci ditemukan dalam keadaan sehat. Polisi masih mendalami kasus ini untuk melacak kemungkinan adanya sindikat dan jaringan pelaku.

Ibu korban, Dian Ekawati (29), penjual kopi keliling di sekitar Museum Fatahillah, melaporkan kehilangan Suci pada 23 Februari lalu. Dian kehilangan bayinya di Atrium Senen, Jakarta Pusat.

Awalnya, ia diajak pelaku berputar-putar untuk berbelanja pakaian dan ditawari pekerjaan di toko kue. Lalu, pelaku meminta Dian ke ATM dan mewakili pelaku mengambilkan uang. Pelaku sengaja memberikan nomor PIN palsu. Pelaku juga menawarkan menggendong Suci saat Dian ke ATM. Pelaku lalu menghilang bersama Suci.

"Orang itu mengaku bernama Desi atau Uripah. Dia sudah datang kepada saya waktu jualan kopi dua minggu sebelum mengambil anak saya. Sebelumnya, saya tak pernah melihat dia," kata Dian di gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya, kemarin.

Direncanakan matang

Dian kehilangan tempat tinggal dan hartanya dalam kebakaran di Kampung Dao, belakang Pasar Pagi, Mangga Dua, Jakarta Utara, pada akhir Januari lalu. Pelaku diduga mempelajari dan merencanakan penculikan karena mengetahui kondisi Dian.

Polisi menemukan bayi Suci pada Selasa dini hari. Selama lima hari diculik, Suci berpindah tangan tiga kali. Terakhir, ia dibeli seorang janda, Mimin, di Kampung Pulo, Jakarta Timur. Dua tersangka lain, Sri Mulyaningsih dan Kokom, juga ditangkap di kawasan itu. Satu tersangka, Desi, ditangkap di Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat.

Ketiga tersangka yang menculik dan menjual bayi itu sehari-hari bekerja sebagai pembantu rumah tangga harian. Adapun pembeli, Mimin, bekerja sebagai pedagang. Dari Rp 2,5 juta, Desi mendapat Rp 2,2 juta dan dua tersangka lain masing-masing Rp 150.000. Saat ditemukan, Suci diam, tetapi tidak wajar. Dian menduga, bayinya diberi obat penenang, tetapi kondisinya membaik pada siang hari.

Direktur Ditreskrimum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti mengatakan, dengan petunjuk sangat minim sebab korban tak mengenal pelaku, tim Subdirektorat Remaja, Anak, dan Wanita Polda Metro Jaya bekerja keras melacak keberadaan bayi itu. Pelacakan mengandalkan rekaman kamera pemantau (CCTV) di sekitar tempat kejadian sehingga dapat menemukan petunjuk.

Saat ini penyelidikan terus dilakukan sebab para tersangka diduga pernah menculik sebelumnya. Hal ini terindikasi dari langkah-langkah yang terencana matang. Krishna menduga penjualan bayi digunakan dalam praktik mengemis di jalanan. (IRE)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 2 Maret 2016, di halaman 15 dengan judul "Penculikan Bayi untuk Mengemis".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com