Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Handoko Gani
Analis Kebohongan

Analisis kebohongan, anggota tim ahli kepolisian untuk kasus kriminal tertentu, trainer korporasi dan pemerintahan, termasuk KPK. || www.handokogani.com || @LieDetectorID

Siapa yang Ngaco, Ahok atau BPK?

Kompas.com - 13/04/2016, 10:39 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Akhir akhir ini, berita tentang diperiksanya Pak Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam kasus Sumber Waras adalah berita paling dicari-cari. Setelah 12 jam diperiksa, ada statement Ahok yang menarik: "BPK menyembunyikan kebenaran".

Saya tertarik membahas statement ini.

Banyak orang asal ngomong tentang jujur dan bohong, tanpa tahu definisi-nya sama sekali. Makin lucu ketika kemudian muncul labelling pada seseorang sebagai Pembohong.

Riset membuktikan bahwa manusia telah berbohong sejak usia 2 tahun (Fritz dan Hala, 1989). Dan setiap hari, dalam salah satu dari 4 interaksi sosial, kita berbohong kepada 3 dari 10 orang yang kita temui (DePaulo,Kashy et al, 1996). Lebih celaka lagi, setidaknya dalam 10 menit percakapan,78% berbohong sebanyak 2-3 kali (Tyler et al, 2006).

Kita seenaknya melabel orang lain sebagai Pembohong padahal kita tidak bisa membuktikan jumlah kebohongan kita lebih sedikit dari orang yang kita label.

Bohong adalah sebuah aksi tanpa pemberitahuan sebelumnya yang bertujuan untuk mengubah pendirian seseorang agar percaya (Paul Ekman, 2007).

Kebohongan itu bisa dilakukan dengan cara menciptakan 100% info/data/fakta rekayasa atau hanya sekian persen.

Kebohongan juga bisa dilakukan dengan menyembunyikan  info/data/fakta tertentu, menganggapnya "tidak ada", tidak memberitahukannya. Dan Bohong juga bisa dilakukan dengan cara melebih-lebihkan atau justru merendahkan info/data/fakta tertentu saja.

Statement Pak Ahok tentang BPK kemarin sungguh menarik: "BPK menyembunyikan kebenaran", setelah sebelumnya menyebutkan "Audit BPK kacau" dimana akhirnya dibalas Pak Harry Azhar Azis, Ketua BPK dengan pernyataan " Kalau ngaco, silakan saja diadukan ke pengadilan".

Statement Pak Ahok "sembunyikan kebenaran" ini identik dengan definisi Bohong di atas. Dengan kata lain, secara tak langsung, Pak Ahok mengatakan bahwa BPK melakukan kebohongan dengan menyembunyikan kebenaran.

Bila kita memahami makna statement tersebut, kita pasti tak sabar menantikan akhir dari kasus Sumber Waras ini.

Bila Pak Ahok memang merugikan negara, maka seperti kasus-kasus lainnya, dia bisa dihukum dengan penjara atau ganti uang negara dan sebagainya.

Namun bila KPK membuktikan Pak Ahok berkata dan berbuat benar, maka Audit BPK benar "ngaco". Yang artinya adalah KPK mungkin berbalik mengecek BPK. Dan bukan tidak mungkin, meragukan kredibelitas audit-audit lainnya yang dilakukan BPK.

Kasus yang menarik, bukan ?

Mari menantikan kebenaran diungkap sembari bersikap: Janganlah sembarang menuduh "KPK bisa dibeli Ahok", bila KPK menyatakan Pak Ahok tidak bersalah. Atau, memuji-muji KPK bila Pak Ahok dinyatakan bersalah.

KPK tetap punya integritas dan kualitas kompetensi yang tinggi, apapun hasil pemeriksaan pada Pak Ahok.

Tetaplah dukung KPK.

 

Salam hangat

#JujurlahIndonesiaku

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com