Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Nelayan Bikin Rumah, Buang Sampah di Laut, Ada Enggak Aktivis Protes?

Kompas.com - 19/04/2016, 18:51 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mempertanyakan konsistensi kelompok perhimpunan nelayan dan aktivis lingkungan yang menurut dia hanya gemar memprotes proyek reklamasi 17 pulau.

Ia mempertanyakan alasan perhimpunan nelayan dan aktivis lingkungan yang tidak memprotes proyek-proyek reklamasi di lokasi lain ataupun mengkritik perilaku negatif para nelayan.

(Baca: Sebelum Reklamasi, Saya Bisa Dapat Ikan 50 Kilogram, tetapi Sekarang Hanya 5 Kilogram)

Padahal, menurut Basuki, nelayan di Muara Angke, Jakarta Utara, gemar membuang sampah dan minyak ke laut.

"Coba lihat itu Kali Item, mereka nancapin bikin rumah, buang sampah di laut, ada enggak aktivis protes? Nelayan lho itu. Ngocorin minyak seenaknya di laut, pernah mereka protes?" kata Ahok di Balai Kota, Selasa (19/4/2016).

Menurut Basuki, para nelayan di Muara Angke sebenarnya sudah pernah diminta untuk pindah dengan dijanjikan uang ganti rugi.

Hal ini, lanjut dia, terjadi saat Joko Widodo menjadi Gubernur Jakarta. Namun, menurut dia, para nelayan itu kembali membuat permukiman di atas laut setelah mendapatkan ganti rugi.

"Begitu dapat uang dapat bangunan, nancap lagi (rumah) di laut," ujar dia.

(Baca: Ahok: Nelayan yang Anti-reklamasi Silakan Pergi dari Muara Angke!)

Basuki menilai, seharusnya kelompok perhimpunan nelayan dan aktivis lingkungan memprotes kerusakan-kerusakan lain yang terjadi di Teluk Jakarta sebelum adanya reklamasi.

"Pernah tidak mereka mengatakan kerang hijau di Teluk Jakarta tidak bisa dikonsumsi karena mengandung logam berat di atas ambang batas. Sekarang masih mending Teluk Jakarta lebih bersih. Dulu sebelum kita datang, kapal-kapal bisa macet, baling-baling nyangkut, di mana KNTI?" ujar pria yang dikenal dengan nama Ahok ini. 

Kompas TV Peraturan Reklamasi Tumpang Tindih
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com