Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak-anak Pasar Ikan Tetap Semangat UN meski Rumahnya Sudah Digusur

Kompas.com - 09/05/2016, 12:32 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penggusuran yang terjadi di Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara tidak menyurutkan semangat anak anak korban penertiban Pasar Ikan untuk mengikuti Ujian Nasional. Dimas, anak Pasar Ikan yang masih semangat berjuang mengikuti Ujian Nasional tingkat menengah pertama meskipun rumahnya sudah rata dengan tanah.

Ditemui di sebuah posko kemanusian di Pasar Ikan, Dimas yang baru menyelesaikan ujiannya hari ini menuturkan bahwa ujian kali ini tidak terlalu sulit.

"Ya enggak sulit banget, kan Bahasa Indonesia, kecuali Bahasa Inggris tadi," ujar Dimas kepada Kompas.com, Senin (9/5/2016).

Ketika ditanya lebih jauh, Dimas seperti enggan menjawab, entah karena malu atau karena sibuk bermain dengan teman temannya. Namun Ibu Dimas, Komariah mengatakan bahwa persiapan Dimas menghadapi UN tak semudah ketika rumahnya belum rata dengan tanah.

Komariah menceritakan, menjelang UN, Dimas beserta anak Pasar Ikan lainnya yang bersekolah di MTs Al Falah di Luar Batang, setiap malam belajar di dalam tenda dengan penerangan seadanya.

Dimas dan anak anak lainnya dibantu oleh warga Pasar Ikan lain untuk memberikan pelajaran tambahan. Komariah mengatakan meski keadaan yang sulit seperti saat ini, Dimas tak pernah sekalipun menunjukan wajah muram ataupun semangat yang pudar di dalam dirinya.

"Dimas semangat terus, tiap hari sampai malam belajarnya. Kalau dia enggak pernah pusing dengan kondisi seperti itu, orang tuanya yang puyeng mas, he-he-he," ujar Komariah. (Baca: Marah dan Kecewanya Anak-anak Pasar Ikan pada Penggusuran)

Komariah menyebut, biaya menjelang UN juga menjadi beban bagi ia beserta suaminya. Biaya sebesar Rp 1,2 juta harus dikeluarkan Komariah untuk mengikuti Ujian Nasional beserta biaya perpisahan sekolah. Namun wajah semangat sangat jelas terpancar dari wanita berusia 38 tahun ini.

Komariah mengatakan dirinya akan terus berusaha membiayai anaknya, hingga sampai ke jenjang pendidikan tertinggi. Komariah juga berharap agar Dimas mendapatkan nilai yang bagus, agar bisa bersaing masuk sekolah negeri dan mengurangi biaya pendidikan.

"Kalo buat saya sekolah nomor satu, bagaimanapun harus sekolah," ujar Komariah.

Tak hanya Komariah dan Dimas, salah satu anak Pasar Ikan lainnya sebut saja namanya Upi menuturkan tak terlalu memusingkan tentang kondisi yang menimpanya saat ini. Upi yang juga bersekolah di MTs Al Falah ini mengatakan tetap semangat mengikuti ujian meski kondisi lingkunganya yang tidak mendukung.

"Kalo semangat pasti lah, kan mau lulus," ujar Upi. (Baca: Anak-anak Pasar Ikan Ceritakan Kesedihan Mereka Hadapi Satpol PP)

Untuk persiapan UN, Upi mengaku tak pernah ikut belajar kelompok seperti anak Pasar Ikan lainnya, Upi yakin dengan kemampuannya bisa mendapatkan nilai yang bagus sehingga lulus Ujian Nasional.

Saat ini, puluhan warga Pasar Ikan masih bertahan di tenda pengungsian. Ada sekitar 7 tenda yang berdiri di atas puing reruntuhan Pasar Ikan.

Kompas TV Pasca Digusur Warga Tinggal di Perahu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com