Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Spanduk Protes Bertambah, Penghuni Sudirman Mansion Minta Lucy in The Sky Ditutup

Kompas.com - 12/05/2016, 16:23 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Protes para penghuni Apartemen Sudirman Mansion terhadap Kafe Lucy in The Sky belum berakhir. Kini, ada spanduk baru menghiasi sisi kiri apartemen tersebut.

Sementara itu, spanduk besar berwarna kuning dengan tulisan "Anak dan bayi kami tidak bisa tidur karena Lucy in The Sky sangat berisik dan tidak peduli dengan kenyamanan warga sekitar" yang telah terpasang sejak Senin (9/5/2016) tetap terpampang di muka apartemen tersebut.

Menurut pantauan Kompas.com, spanduk yang baru berukuran sama dengan spanduk sebelumnya, yakni 10 x 15 meter dan berwarna merah dengan tulisan berwarna putih.

Adapun tulisan spanduk tersebut bertuliskan "Kami insomnia dan harus ngungsi gara-gara Lucy in The Sky tirani borju".

Kepala Sekuriti Apartemen Sudirman Mansion, Supardi, mengatakan, spanduk baru tersebut sudah terpasang sejak Rabu (11/5/2016). Spanduk tersebut dipasang sebagai bentuk protes lanjutan dari para penghuni terhadap pihak Lucy in The Sky.

"Kemarin sore itu dipasangnya, ini sebagai bentuk protes lanjutan," ujar Supardi, Kamis (12/5/2016).

Supardi menambahkan, kedua spanduk besar tersebut baru akan diturunkan jika pemerintah menutup Lucy in The Sky. Menurut dia, para penghuni sudah sangat geram dengan pihak Lucy in The Sky.

"Kemarin saya dengar para penghuni minta Lucy in The Sky ditutup," ucapnya.

Sebelumnya, pihak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menyatakan bahwa kedua belah pihak telah dipertemukan, dan kesepakatan telah tercapai. Menurut salah satu kesepakatan itu, pihak Apartemen Sudirman Mansion akan mencopot spanduk besar yang terpampang di muka gedung apartemen tersebut.

"Selain itu, pihak Lucy in The Sky diberi waktu selama 14 hari untuk memasang peredam suara sampai tidak terdengar suara dentuman musik hingga ke hunian apartemen tersebut," kata Wakasatpol PP DKI Jakarta Yani Wahyu, Selasa lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com