Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKL Berdagang di Dalam Pagar Stasiun Kota

Kompas.com - 15/05/2016, 09:17 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pedagang kaki lima (PKL) terlihat memadati dan berdagang di dalam pagar Stasiun Kota, Jakarta, Minggu (15/5/2016). Pagar itu dibangun sedianya untuk mencegah para PKL masuk ke lingkungan stasiun.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, para pedagang mulai menggelar dagangan mereka pada radius 30 meter dari pintu Stasiun Kota hingga pagar keluar. Ada yang menjual makanan, jam tangan, aksesori handphone, minuman, aksesori rambut, hingga aksesori motor.

Koalisi Pejalan Kaki menyayangkan hal itu. Pendiri Koalisi Pejalan Kaki, Alfred Sitorus, mengatakan, berdirinya pagar itu tidak menjamin bisa mencegah PKL berdagang di lingkungan stasiun.

Pagar itu justru menyulitkan pejalan kaki yang ingin menggunakan trotoar.

"Seharusnya ada petugas, apakah pagar itu petugas? Bukan kan. Sesuai Perda Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum, disebutkan segala hal yang menghalangi ketertiban umum itu jadi tupoksinya Satpol PP," kata Alfred kepada Kompas.com.

Pagar itu membentang mulai dari terowongan penyeberangan orang (TPO) transjakarta hingga depan tempat parkir motor Stasiun Kota. Jaraknya sekitar 100 meter.

"Saya enggak hanya mengakses trotoar itu hanya untuk ke stasiun saja, saya mau mengakses trotoar sepanjang jalan itu. Tapi kalau lagi-lagi kita harus turun ke jalan terus ketabrak (kendaraan bermotor), siapa yang harus bertanggung jawab?," kata Alfred.

Salah seorang pedagang, Anik, mengaku sudah kebal dengan kejaran petugas Satpol PP. Dia mengakui tindakannya salah dengan berdagang di atas trotoar dan di dalam pagar Stasiun Kota. Namun ia tidak memiliki pilihan lain.

"Sekarang kan petugasnya lagi enggak ada. Nanti kalau udah diusir-usirin, baru kami pergi, ya namanya cari duit buat anak-anak," kata Anik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com