Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Nama Dimas Baru Muncul pada Persidangan Kasus Pembunuhan EF?

Kompas.com - 10/06/2016, 16:11 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis


TANGERANG, KOMPAS.com
— Nama Dimas yang dikenal dengan sebutan Dimas Tompel baru muncul di tengah-tengah persidangan kasus pembunuhan karyawati EF (19), dengan terdakwa remaja RA (16).

Tim kuasa hukum RA saat ini menuturkan, sosok Dimas sengaja mereka ungkap di persidangan dalam rangka menjelaskan hubungan RA dengan EF yang disebut tidak pernah saling kenal dan barang bukti ponsel milik EF yang disebut RA didapat dari Dimas.

Padahal, saat kasus ini masih bergulir dan diselidiki oleh penyidik, Mei 2016 lalu, tidak pernah ada yang menyebutkan nama Dimas, baik oleh pihak RA maupun penyidik. Hal itu diungkapkan oleh Teddy Wahyudi, kuasa hukum yang sempat mendampingi RA di awal pemeriksaan kasus pembunuhan EF oleh polisi.

"RA enggak pernah bilang ada nama Dimas, tetapi yang dia sebut itu orang namanya Bowo," kata Teddy saat dihubungi Kompas.com, Jumat (10/6/2016).

Bowo disebut sebagai orang yang menjual ponsel merek Prince berwarna putih kepada RA dengan harga Rp 10.000. Teddy menyebutkan, polisi sudah menelusuri siapa Bowo yang dimaksud oleh RA, tetapi Bowo diketahui sudah tidak tinggal di sana sebulan sebelum terjadinya pembunuhan EF.

Dengan demikian, polisi menilai, keterangan RA soal Bowo tidak ada hubungannya dengan kasus EF. RA pun kemudian ditetapkan sebagai tersangka bersama dua orang lainnya, Rahmat Arifin (24) dan Imam Hapriadi (24).

Baru saat di persidangan RA, tepatnya pada sidang hari kedua, Rabu (8/6/2016), muncul nama Dimas. Kuasa hukum RA saat ini, Alfan Sari, menuturkan, Dimas disebut RA sebagai orang yang menjual ponsel merek Prince milik EF kepadanya sesaat setelah pembunuhan terjadi.

Awalnya, RA mengaku orang yang menjual ponsel tersebut adalah Bowo, tetapi pernyataan itu diralat RA dan yang benar adalah Dimas. Menurut Alfan, dalam berita acara pemeriksaan (BAP) penyidik, sama sekali tidak ada keterangan tentang peran Dimas yang diucapkan oleh RA.

Penyidik hanya menuliskan bahwa ponsel EF yang awalnya dipegang oleh seseorang bernama Eko mengarahkan penyelidikan kepada RA sebagai orang yang menjual ponsel tersebut kepada Eko.

"Jadi, seharusnya polisi menyelidiki siapa Dimas ini karena RA bilang Dimas yang awalnya jual handphone itu seharga Rp 10.000, lalu RA jual lagi handphone-nya ke Eko. Polisi kan memang lagi lacak handphone korban. Mereka ngiranya RA ini yang ngambil, padahal Dimas yang dapat langsung handphone itu dari korban," tutur Alfan secara terpisah.

Alfan sudah mengantongi identitas Dimas, termasuk fotonya. Dia bersama tim kuasa hukumnya akan mengupayakan untuk menghadirkan Dimas dalam sidang lanjutan mengadili RA di Pengadilan Negeri Tangerang, Senin (13/6/2016), dengan agenda pleidoi atau nota pembelaan dari pihak RA.

Kompas TV Sidang Pembunuhan Karyawati Kembali Digelar Tertutup
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com