Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesadaran Pengendara untuk Tidak Serobot "Busway" Masih Kurang

Kompas.com - 13/06/2016, 17:23 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mulai hari ini, Senin (13/6/2016), tak kurang dari 500 personel gabungan Dinas Perhubungan dan Transportasi, kepolisian, Satpol PP, dan TransJakarta setiap sorenya akan menjaga busway agar bersih dari kendaraan yang tidak berhak.

Wakil Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta Sunardi Sinaga mengatakan penjagaan akan dilakukan dengan ketat sebab kesadaran para pengendara di Jakarta masih rendah.

"Proses seperti ini tujuannya memberikan edukasi di masyarakat kita. Kalau di negara maju, lane kuning itu udah keras, kami sudah pakai MCB (movable concrete barrier) masa harus dijagain juga?" ujar Sunardi.

MCB sendiri sudah dioptimalkan di enam koridor Transjakarta meski belum sempurna. Tujuh koridor lainnya masih dikoordinasikan dengan Dinas Bina Marga untuk segera dibangun.

Sinaga sendiri tidak mengetahui sampai kapan penjagaan ini dilakukan. Ia menilai penggunaan MCB dan portal selama ini belum cukup untuk menghentikan pengendara menyerobot jalur Transjakarta.

"Kami hanya berharap masyarakat sadar. Kalau sudah menjadi habit, sudah terbiasa, mungkin nanti kita cabut personel," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Operasional Transjakarta Daud Joseph mengatakan sterilisasi busway penting untuk mewujudkan pelayanan sesuai standar. (Baca: Ratusan Personel Gabungan Disiagakan Sore Ini untuk Halau Penerobos "Busway")

"Headway saat peak hour itu maksimal tujuh menit untuk koridor yang ramai. Tapi karena jalurnya belum steril, headway belum tercapai karena tertahan. (Sterilisasi) ini cara yg paling efektif," ujar Joseph.

Joseph menjelaskan sistem sirkulasi Transjakarta dapat tertahan hingga 15 menit akibat bus ikut terkena macet di jalurnya sendiri. Padahal, jumlah armada Transjakarta sendiri menurutnya sudah cukup banyak sehingga penumpang tidak perlu berdesak-desakan dan mengantre lama.

"Pertumbuhan armada jauh melampaui pertumbuhan penumpang. Tinggal menunggu animo dari masyarakat saja," ujarnya. (Baca: Ini Koridor-koridor "Busway" yang Rawan Diserobot)

Kompas TVTerobos Jalur Busway Didenda Rp 500 Ribu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan 'Open BO'

Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan "Open BO"

Megapolitan
Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Megapolitan
Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Megapolitan
Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Megapolitan
Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Megapolitan
Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com