Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yusril dan Mimpinya Menjadi Gubernur Jakarta yang Terakhir

Kompas.com - 18/06/2016, 09:11 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon gubernur DKI Jakarta, Yusril Ihza Mahendra kemarin telah menjalani sosialisasi bakal calon Partai Amanat Nasional, Kamis (17/6/2016). Dalam acara itu, Yusril diminta menyampaikan visi dan misinya di hadapan anggota DPW PAN DKI Jakarta, dan panel yang berasal dari Dewan Kehormatan PAN.

PAN yang mengaku secara informal sudah mendukung Yusril, memuji kepiawaian mantan Menteri Kehakiman itu. Kemampuan Yusril di bidang hukum dan tata negara, dianggap sebagai nilai jual terbesar Yusril.

Yusril pun mengungkapkan pandangannya membenahi masalah Jakarta terutama melalui kerangka hukum.

"Saya ingin Jakarta langsung ditangani oleh pemerintah pusat bukan pemda. Saya kira orang yang belajar hukum tata negara akan bingung istilah Jakarta ibukota negara tapi pemerintah daerah juga, ini kan menimbulkan banyak kesulitan. Kalau ini diterapkan nanti saya akan jadi gubernur Jakarta terakhir," ujarnya.

Yusril menilai Jakarta seharusnya ditangani langsung oleh menteri alih-alih gubernur. Sebab, Jakarta memiliki fungsi pokok sebagai ibu kota.

Pria yang kerap disapa Prof ini menceritakan pengalamannya sewaktu berperan sebagai Ketua Panitia Konferensi Tingkat Tinggi Asia–Afrika.

"Waktu itu bingung bagaimana menyambut kepala negara semuanya serentak di Jakarta, saya usulkan waktu itu bagaimana kalau Jakarta libur saja tiga hari. Tapi pemerintah pusat tidak punya kewenangan meliburkan Jakarta, yang punya itu Sutiyoso," ujarnya.

Ia pun menilai selama ini Jakarta kesulitan mengatasi permasalahan akutnya seperti macet, banjir, dan sampah karena selama ini terhambat dengan daerah lain yang berbatasan langsung yaitu Jawa Barat dan Banten. Seperti masalah kemacetan, menurutnya, di bawah pemerintah pusat bisa dibangun jalur kereta khusus antara Jakarta dan daerah penyangga.

Yusril menilai pembangunan kereta cepat Jakarta - Bandung tidak efektif dan efisien dalam mengurai masalah macet dan permukiman. Begitu pula halnya dengan banjir, kanal-kanal dapat dibuat di daerah pinggiran Jakarta agar aliran air tersebar.

Sementara untuk sampah, Yusril membanggakan pengalamannya melawan Pemprov DKI Jakarta dalam kasus Godang Tua Jaya. Yusril menilai masalah sampah dapat selesai jika Jakarta menerapkan teknologi daur ulang yang canggih.

Sehingga, tak perlu ada penumpukan di tempat pembuangan dan sampah bisa langsung diolah.

"Kalau saya terpilih gubernur saya mau beli sampah Jakarta yang sudah dipilah-pilah. Bagus kan? Tapi saya sudah telanjur diketawain sama Teman Ahok," ujarnya terkekeh.

Dari sejumlah kebijakan yang ia sampaikan, sebagian besar merupakan kritik dari Gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Kendati demikian Yusril berjanji jika terpilih akan meneruskan program yang sudah baik.

"Saya bukan revolusioner yg menghancurleburkan semua dengan yang baru, saya seorang reformis yang memperbaiki yang salah dan melanjutkan yang baik," katanya.

Ketua Umum Partai Bulan Bintang ini saat ini tercatat telah mendaftar di empat partai yaitu PDI-P, Demokrat, PKB, dan PAN. Namun hingga saat ini belum ada satupun partai yang mendeklarasikan dukungannya untuk mengusung Yusril.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Megapolitan
Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Megapolitan
Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Megapolitan
Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Megapolitan
Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar 'Video Call' Bareng Aipda Ambarita

Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar "Video Call" Bareng Aipda Ambarita

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com