Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Tiba-tiba Titus Masuk Daftar Eksekusi, Apa Enggak Stres?"

Kompas.com - 29/07/2016, 19:10 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Keluarga jenazah terpidana mati Michael Titus Igweh menilai, eksekusi mati terhadap Titus merupakan tindakan yang tidak adil.

Sebab, menurut pihak keluarga, Titus masih dalam proses pengajuan peninjauan kembali (PK) kedua. PK yang diajukan Titus masih dalam tahap persidangan.

"Enggak adil, kecewa saya. PK-nya itu sebelum puasa kita sidang, dilanjut lagi dua hari setelah puasa," ujar Nila di Rumah Duka Bandengan, Jakarta Utara, Jumat (29/7/2016).

Setelah sidang kedua, belum ada sidang lanjutan karena terpotong libur Lebaran.

Namun, tiba-tiba pihak keluarga mendapatkan kabar dari media bahwa Titus masuk dalam daftar terpidana yang akan dieksekusi.

"Di situ kan ada libur tiga minggu untuk Lebaran. Itu enggak ada register ke lawyer, ke keluarga. Tiba-tiba Titus masuk daftar eksekusi, apa enggak stres?" kata dia.

(Baca juga: Permintaan Terakhir Empat Terpidana Mati Sebelum Eksekusi)

Menurut Nila, kabar eksekusi Titus itu sangat mendadak dan tidak mempertimbangkan PK yang sedang diajukan Titus.

"Serba mendadak, tiga minggu kita lagi ajuin PK. Tanpa ditinjau kembali tiba-tiba itu sudah divonis, apa enggak stres? Apalagi tambah istrinya di Afrika dengar kabar," ucap Nila.

Istri Titus, Fellicia, langsung berangkat dari Afrika ke Indonesia untuk menjemput jenazah Titus. Ia tiba di Cilacap pukul 09.00, tetapi ketika itu jenazah Titus sudah diberangkatkan ke Jakarta.

Kuasa hukum Titus, Sitor Situmorang, mengatakan bahwa belum ada putusan yang menyatakan bahwa PK kedua Titus ditolak.

Bahkan, menurut dia, majelis hakim di Pengadilan Negeri Tangerang menyebut berkas PK kedua Titus memenuhi syarat.

"Sampai sekarang pemberitahuannya itu kita enggak terima apa itu hasil dari PK kedua itu. Padahal, waktu di Tangerang kita buka semua itu buktinya, hakim di sana bilang itu memenuhi syarat dan bisa diajukan untuk PK kedua," tutur Sitor.

Titus merupakan warga negara Nigeria yang divonis hukuman mati atas kasus kepemilikan narkoba jenis heroin seberat 5,8 kilogram tahun 2003.

(Baca juga: Keluarga Titus Mengaku Hanya Tahu Kabar Eksekusi Mati dari Media)

Tim eksekutor telah mengeksekusi Titus di pulau Nusakambangan pada Jumat (29/7/2016) dini hari.

Selain Titus, tiga terpidana lainnya yang dieksekusi adalah Freddy Budiman (Indonesia), Seck Osmane (Nigeria), dan Humphrey Ejike (Nigeria).

Eksekusi terpidana mati ini dilakukan di Lapangan Tembak Tunggal Panaluan, Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, pada Jumat dini hari sekitar pukul 00.45 WIB.

Saat ini, jenazah Titus sudah tiba dan disemayamkan di Rumah Duka Bandengan. Jenazah Titus akan diterbangkan ke Afrika pada Minggu (31/7/2016) untuk dimakamkan di sana.

Kompas TV Jenazah Terpidana Mati Freddy Budiman Tiba di Rumah Duka
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com