Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nelayan yang Jadi Saksi Gugatan Reklamasi Sempat Dinilai Tidak Objektif

Kompas.com - 11/08/2016, 18:22 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu nelayan Dahwani (46), yang jadi saksi dalam sidang gugatan reklamasi untuk Pulau F, I dan K, sempat dinilai tidak objektif memberikan kesaksiannya. Hal itu terjadi dalam sidang di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta.

Mulanya Dahwani mengaku tidak mengetahui siapa Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) saat ditanya hakim di awal sidang. Namun, saat ditanya Kuasa Hukum Pemprov DKI dari Biro Hukum Pemprov DKI Haratua Purba, Dahwani yang mengetuai Forum Nelayan Tradisional (FNT) keseleo lidah.

Dahwani mengaku organisasinya tergabung dengan KNTI.

"Mohon izin yang mulia, kami keberatan dengan saksi karena bagian dari penggugat," kata Haratua, di ruang sidang Kartika, PTUN Jakarta di Cakung, Jakarta Timur, Kamis (11/8/2016).

Namun, setelah ditanya Hakim Ketua Arif Pratomo, Dahwani menarik lagi ucapannya dengan mengatakan bahwa ia bukan bagian KNTI. Ia hanya mengelola organisasi yang dipimpinnya FNT.

"Saya saksi di sini untuk melindungi nelayan Muara Angke seluruhnya," ujar Dahwani.

Haratua mempertanyakan kejelasan identitas keanggotaan nelayan. Untuk menjadi anggota organisasi apakah melalui cara pendaftaran atau tidak.

"Kan saksi bilang dia anggota KNTI, tapi kemudian dia bilang bukan. Tapi saksi enggak ada member kartunya. Kan jadi tanda tanya itu, tidak objektif," ujar Haratua.

Kuasa Hukum untuk Pulau F dan I, Aryanto Harun mengatakan, karena yang membawa nelayan jadi saksi dihadirkan pihak penggugat, memang lazim ada kecenderungan berpihak ke penggugat.

"Cuma persoalannya tadi saksi bilang enggak ada keterlibatan dengan penggugat. Tapi kalau dia masuk terlibat dengan penggugat, artinya keterangannya tidak objektif," ujar Aryanto.

Hakim akhirnya memutuskan nelayan tersebut masih bisa memberikan kesaksiannya. Sebab, Dahwani membantah ia tergabung dalam KNTI yang termasuk pihak penggugat. (Bac: Nelayan Mengaku Tak Pernah Diberi Tahu soal Reklamasi Pulau F, I, dan K)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Isu Kaesang Maju Pilkada DKI, Pengamat : Modal Politiknya Campur Tangan Kekuasaan

Soal Isu Kaesang Maju Pilkada DKI, Pengamat : Modal Politiknya Campur Tangan Kekuasaan

Megapolitan
KASN Sebut Supian Suri Sudah Lakukan Pendekatan Politik Sebelum Masa Cuti Berlaku

KASN Sebut Supian Suri Sudah Lakukan Pendekatan Politik Sebelum Masa Cuti Berlaku

Megapolitan
Amarah Pria di Jakbar, Pukul Ayah Tiri yang Memaki Istrinya Berujung Ditangkap Polisi

Amarah Pria di Jakbar, Pukul Ayah Tiri yang Memaki Istrinya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
PAM Jaya Langsung Cek Rumah Warga Koja yang Keluhkan Airnya Asin dan Berminyak

PAM Jaya Langsung Cek Rumah Warga Koja yang Keluhkan Airnya Asin dan Berminyak

Megapolitan
Air di Koja Asin dan Berminyak, Dirut PAM Jaya Duga Ada Kebocoran Pipa

Air di Koja Asin dan Berminyak, Dirut PAM Jaya Duga Ada Kebocoran Pipa

Megapolitan
Soal Pilkada Jakarta, PSI Masih Tunggu Keputusan Kaesang dan Sikap Politik KIM

Soal Pilkada Jakarta, PSI Masih Tunggu Keputusan Kaesang dan Sikap Politik KIM

Megapolitan
Soal Isu Maju Pilkada DKI, PSI: Kaesang Sibuk Urus Persiapan Pemilihan di Berbagai Daerah

Soal Isu Maju Pilkada DKI, PSI: Kaesang Sibuk Urus Persiapan Pemilihan di Berbagai Daerah

Megapolitan
Beredar Poster Budi Djiwandono-Kaesang, PSI: Masyarakat Berharap Lahir Pemimpin Muda

Beredar Poster Budi Djiwandono-Kaesang, PSI: Masyarakat Berharap Lahir Pemimpin Muda

Megapolitan
Warga Keluhkan Minimnya Trotoar di Jaktim, Singgung Kawasan Cikini

Warga Keluhkan Minimnya Trotoar di Jaktim, Singgung Kawasan Cikini

Megapolitan
Istrinya Dimaki, Pemuda di Kebon Jeruk Pukuli Ayah Tiri

Istrinya Dimaki, Pemuda di Kebon Jeruk Pukuli Ayah Tiri

Megapolitan
Dilema Warga Koja Kesulitan Air Bersih, PAM Masih Bermasalah

Dilema Warga Koja Kesulitan Air Bersih, PAM Masih Bermasalah

Megapolitan
Jalan Terjal Supian Suri Maju Pilkada Depok Saat Berstatus ASN, Dua Kali Dilaporkan ke KASN

Jalan Terjal Supian Suri Maju Pilkada Depok Saat Berstatus ASN, Dua Kali Dilaporkan ke KASN

Megapolitan
Detik-detik Menegangkan Jatuhnya Besi Ribar di Lintasan MRT: Muncul Percikan Api, Penumpang Panik

Detik-detik Menegangkan Jatuhnya Besi Ribar di Lintasan MRT: Muncul Percikan Api, Penumpang Panik

Megapolitan
Warganya Terganggu, Ketua RW di Cilincing Usir Paksa 'Debt Collector' yang Mangkal di Wilayahnya

Warganya Terganggu, Ketua RW di Cilincing Usir Paksa "Debt Collector" yang Mangkal di Wilayahnya

Megapolitan
Jatuhnya Besi Ribar di Jalur MRT, Timbulkan Dentuman Keras dan Percikan Api Berujung Penghentian Operasional MRT

Jatuhnya Besi Ribar di Jalur MRT, Timbulkan Dentuman Keras dan Percikan Api Berujung Penghentian Operasional MRT

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com