Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikatan Alumni ITB: Reklamasi Pilihan Terakhir

Kompas.com - 04/08/2016, 20:39 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung membentuk tim panel ahli untuk mengakaji Teluk Jakarta, Ketua Tim Bernardus Djonoputro mengatakan pihaknya akan berusaha meneliti masalah reklamasi yang hingga kini masih menuai pro kontra.

Bernardus mengatakan sesungguhnya tidak ada yang salah dari reklamasi karena dilakukan di seluruh pesisir dunia, hanya saja, reklamasi adalah opsi terakhir dari upaya revitalisasi urban.

"Reklamasi hampir sebagian besar untuk revitalisasi kota, kedua menyediakan ruang lebih banyak untuk pembangunan rumah. Saya bilang ini adalah pilihan karena sebaiknya melakukan urban regeneration dulu," katanya di Sekretariat IA-ITB, Jakarta Selatan, Kamis (4/8/2016).

Regenerasi yang dimaksud adalah dengan mengkonsolidasi lahan di daratan. Jika tak ada yang bisa dilakukan atau ditata lagi darat, barulah reklamasi jadi pilihan.

Sebab, selain membutuhkan biaya yang mahal, reklamasi membutuhkan kajian matang tentang ekologis dan lingkungan. Kendati demikian, karena reklamasi sudah masuk dalam rencana tata ruang dan wilayah Jakarta lima puluh tahun ke depan, mau tak mau proyek ini harus dilanjutkan.

Dengan adanya kajian komprehensif dari IA-ITB, pembangunan reklamasi ke depan diharapkan berada pada koridor yang tepat.

Pendekatan komprehensif kita lihat belum secara full dilakukan pemerintah, karena Kementerian Kelautan dan Perikanan kerja sendiri, Menko Kemaritiman kerja sendiri, Pemprov DKI kerja sendiri, Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup kerja sendiri.

"Satu kementerian yang tidak bekerja, malahan paling penting itu kementerian Agraria dan Tata Ruang," ujarnya. (Baca: DKI Kukuh Lanjutkan Reklamasi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com