JAKARTA, KOMPAS.com - Salah seorang relawan yang menyediakan rumahnya sebagai Posko "Teman Ahok", Taryana, menganggap langkah Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memilih jalur partai politik pada Pilkada DKI 2017 sudah tepat.
Meski sejumlah relawan kecewa Basuki tidak memilih jalur independen lagi, tapi ada pertimbangan lain yang membuat pilihan jalur parpol dianggap Taryana lebih baik ke depannya.
"Sebenarnya kalau Pak Ahok (sapaan Basuki) tetap pilih independen, pas mau verifikasi faktualnya nanti enggak sanggup. Waktunya agak susah," kata Taryana, kepada Kompas.com, Kamis (1/9/2016).
Verifikasi faktual merupakan salah satu syarat dukungan bagi calon perseorangan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pilkada. Pada Pasal 48 Undang-Undang tersebut, tertera, "Jika pendukung tidak bisa ditemui dalam verifikasi dengan metode sensus, dan berhalangan hadir untuk melakukan verifikasi secara langsung ke PPS, maka dukungannya dianggap tidak sah."
Taryana membayangkan, akan sulit bagi dirinya bila diminta untuk verifikasi faktual satu per satu KTP warga DKI Jakarta yang ditampung di poskonya itu. Hal itu dikarenakan dia masih harus bekerja sebagai sopir dan mengurus keluarganya setiap hari.
"Kebetulan saya sopir pribadi, waktu kerjanya enggak tentu, tergantung bos. Saya enggak tahu sama relawan yang lain, tapi kalau saya, jujur saja enggak sanggup," tutur Taryana.
Ahok kini telah memilih jalur parpol untuk maju menjadi cagub pada Pilkada DKI 2017. Saat ini, ada tiga parpol yang telah mendukungnya, yakni Partai Golka, Nasdem, dan Hanura.