Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sehari Setelah Penertiban, Mayoritas Warga Rawajati Belum Pindah ke Rusun Marunda

Kompas.com - 02/09/2016, 13:28 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sehari setelah penertiban permukiman warga di Kelurahan Rawajati, Jakarta Selatan, belum ada tambahan warga yang pindah ke Rusun Marunda di Jakarta Utara.

Pada Kamis (1/9/2016), sebanyak 60 tempat tinggal warga di Rawajati ditertibkan Pemerintah Kota Jakarta Selatan karena dianggap berdiri secara ilegal di tanah milik Pemprov DKI.

Kepala UPT Rusun Marunda Suharianti menjelaskan, pihaknya masih menunggu kepastian apakah warga jadi pindah ke Rusun Marunda. Dari 60 kepala keluarga (KK) yang tempat tinggalnya ditertibkan Pemkot Jaksel, tujuh KK telah mendaftarkan diri ke Rusun Marunda. Dua KK telah menempati rusun sejak pekan lalu, sedangkan lima KK baru mendaftar, tetapi belum pindah ke rusun.

"Kami akan tunggu terus, dan akan koordinasi dengan kelurahan (Kelurahan Rawajati). Sekarang ini mereka masih di Rawajati," ujar Suharianti di Rusun Marunda, Jumat (2/9/2016).

Pihak pengelola rusun telah menyiapkan 60 unit layak huni untuk menampung para warga. Semua warga Rawajati, kata Suharianti, tidak akan ditempatkan di satu blok rusun yang sama. Terkait kondisi rusun, Suharianti mengakui masih ada unit yang atapnya bocor dan tak berlantai keramik. Namun, semua hunian akan direnovasi.

Ditargetkan, renovasi akan rampung pada Desember 2016. "Ada hunian dengan kondisi bocor, tetapi kami akan perbaiki. Desember selesai," ujar Suharianti. (Baca: Sejumlah Petugas Satpol PP dan Warga Rawajati Terluka akibat Kericuhan)

Pemkot Jakarta Selatan, Kamis lalu, menertibkan permukiman warga di Kelurahan Rawajati karena dianggap didirikan secara ilegal di tanah Pemprov DKI.

Sempat terjadi bentrokan antara warga dan satpol PP yang hendak menertibkan rumah warga. Hingga pagi ini, warga masih bertahan di tenda yang didirikan di lokasi penggusuran.

Kompas TV Ahok Akan Tertibkan Kawasan Rawajati
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cerita Warga Trauma Naik JakLinko, Tegur Sopir Ugal-ugalan malah Diteriaki 'Gue Orang Miskin'...

Cerita Warga Trauma Naik JakLinko, Tegur Sopir Ugal-ugalan malah Diteriaki "Gue Orang Miskin"...

Megapolitan
Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Megapolitan
STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

Megapolitan
Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Megapolitan
Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Megapolitan
Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Megapolitan
Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Megapolitan
Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Megapolitan
Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon 'Debt Collector'

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon "Debt Collector"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

Megapolitan
Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com