Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komplotan Begal Ini Simpan Motor Curian dan Senjata Api di Stasiun Kalibata

Kompas.com - 02/09/2016, 17:51 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya membekuk komplotan begal asal Lampung yang kerap beraksi di kawasan Jakarta Selatan. Dari penangkapan tersebut, pemimpin komplotan itu terpaksa harus ditembak mati.

Panit I Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKP Hendro Sukmono, mengatakan, komplotan ini menyimpan sepeda motor hasil curian dan senjata apinya di Stasiun Kalibata, Jakarta Selatan. Mereka melakukan hal tersebut untuk menghilangkan jejak.

"Setiap habis beraksi, komplotan ini selalu menyimpan motor curian dan senjata apinya yang dimasukkan ke dalam jok di Stasiun Kalibata. Selanjutnya, mereka pergi ke apartemen tempat bersembunyi pakai ojek online," ujar Hendro di Mapolda Metro Jaya, Jumat (2/9/2016).

Hendro mengungkapkan, apartemen yang terletak di kawasan Jakarta Utara tersebut ternyata bukan milik komplotan itu, melainkan milik saudara salah satu pelaku.

"Apartemen ini milik saudara salah satu pelaku berinisial AG. Namun, saudara itu tidak tahu jika tempat itu dijadikan tempat persembunyian," ucapnya.

Hendro melanjutkan, setelah menghilangkan jejak dengan menaruh hasil curian di Stasiun Kalibata, komplotan itu menghubungi penadah berinisial DN yang saat ini masih masuk daftar pencarian orang (DPO). Kepada DN, komplotan ini menjual sepeda motor hasil curiannya dengan harga sebesar Rp 2 juta sampai Rp 3 juta per unitnya.

"DN ini juga yang menyediakan pistol kepada komplotan ini. Lalu jika sudah ada pesanan, kelompok tersebut mengambil lagi ke parkiran Stasiun Kalibata dan diserahkan ke DN," kata Hendro.

Hendro menambahkan, dalam waktu enam bulan, komplotan ini sudah beraksi sebanyak 25 kali. Tiap beraksi, komplotan ini selalu membawa senjata api.

"Pengakuannya selama enam bulan sudah beraksi 25 kali. Namun, di laporan polisi yang kami terima baru enam," ujarnya. (Baca: Polisi Tembak Mati "Kapten" Begal asal Lampung yang Sering Beraksi di Jakarta Selatan)

Adapun ketujuh tersangka yang dibekuk polisi adalah Sopian Prayoga, Muhammad David Kasidi, Tantowi Dadang, Thernando Davila, Diki Fernando (tewas ditembak), Agung Purwanto, dan Heri irawan.

Akibat ulahnya, pelaku terancam dijerat Pasal 365 KUHP tentang Pencurian dengan Kekerasan dengan ancaman hukuman maksimal 9 tahun penjara.

Kompas TV Polisi Tembak Mati Komplotan Begal Asal Lampung
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

74 Kelurahan di Jakarta Masih Kekurangan Anggota PPS untuk Pilkada 2024

74 Kelurahan di Jakarta Masih Kekurangan Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Megapolitan
Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan 'OTT'

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan "OTT"

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com