Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arti Senyum Kuasa Hukum Jessica Saat Disebut Akting dan Berbohong oleh Jaksa

Kompas.com - 18/10/2016, 08:59 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada awal pembacaan replik oleh jaksa penuntut umum dalam sidang lanjutan kasus kematian Wayan Mirna Salihin, Senin (17/10/2016), kuasa hukum terdakwa Jessica Kumala Wongso menanggapi dengan senyuman dan tawa.

Respons itu muncul ketika jaksa mengumpamakan persidangan tersebut sebagai aksi teatrikal, dengan lakon Jessica dan tim kuasa hukumnya.

"Pada persidangan sebelumnya, di satu sisi, terdakwa tiba-tiba menangis tersedu, di mana keadaan ini sangatlah jarang terjadi selama proses persidangan. Namun, saat sudah mendekati putusan, barulah air mata terdakwa mengalir dengan derasnya," kata salah satu jaksa, Maylany, di hadapan majelis hakim.

Mendengar hal itu, segenap tim kuasa hukum nampak tersenyum sambil sesekali tertawa kecil. Bahkan, ketika jaksa menyinggung tentang Jessica yang menulari kuasa hukum dengan sifat bohongnya, kembali ditanggapi dengan respons serupa.

Melihat reaksi kuasa hukum yang seperti itu, sejumlah penonton di ruang sidang kemarin pun ikut tertawa. Di satu sisi, tim jaksa penuntut umum memperlihatkan hal sebaliknya, mereka secara serius membacakan materi replik atau tanggapan mereka terhadap nota pembelaan Jessica dan kuasa hukumnya itu.

Poin per poin alasan mereka menolak nota pembelaan dijabarkan oleh jaksa. Selain itu, jaksa beberapa kali menyindir materi pembelaan dari kuasa hukum sebanyak 4.000 lembar yang intinya hanya 282 halaman dan butuh waktu dua hari untuk membacakan itu semua.

Pada intinya, jaksa menyatakan menolak seluruh nota pembelaan dari Jessica serta memohon kepada majelis hakim untuk tetap menerima tuntutan mereka terhadap Jessica. Jaksa menuntut Jessica hukuman 20 tahun penjara karena dianggap memenuhi unsur pembunuhan berencana, seperti yang tertera dalam Pasal 340 KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana).

Ketika ditemui di luar ruang sidang, salah satu kuasa hukum Jessica, Otto Hasibuan, menjelaskan arti senyuman dia dan timnya. Otto memaknai senyuman terhadap replik dari jaksa sebagai bentuk keyakinan bahwa argumen mereka saat menyampaikan nota pembelaan tidak terbantahkan.

"Mudah sekali kita tebak dia punya replik tadi, menghindar betul tentang ahli patologi. Mereka ini coba mengkait-kaitkan teori, tapi tidak masuk. Padahal, ini adalah kasus pembunuhan berencana, faktanya korban bukan mati karena sianida," tutur Otto. (Baca: Sidang Lanjutan Kasus Kematian Mirna, Jaksa Sindir Tangisan Jessica)

Dia menilai, jaksa telah merangkai sebuah kesimpulan bahwa Jessica pembunuh Mirna dari rangkaian petunjuk yang sumbernya keterangan ahli. Menurut dia, keterangan ahli sama sekali tidak bisa dijadikan petunjuk, melainkan fakta yang seharusnya dijadikan petunjuk.

Terlepas dari apapun pendapat jaksa dan kuasa hukum, persidangan kasus kematian Mirna kini telah masuk pada babak akhir. Majelis hakim menjadwalkan persidangan berikutnya pada Kamis (20/10/2016) dengan agenda pembacaan duplik atau tanggapan pihak Jessica terhadap replik dari jaksa.

Sidang hari Kamis nanti merupakan kesempatan terakhir Jessica untuk membela diri dan meyakinkan majelis hakim bahwa dirinya tidak bersalah. Sedangkan giliran terakhir pihak jaksa meyakinkan majelis hakim bahwa Jessica sebagai pembunuh Mirna sudah dilaksanakan pada persidangan Senin kemarin.

Setelah sidang duplik nanti, majelis hakim akan menimbang dari seluruh proses persidangan selama ini dan menjatuhkan putusan vonis bagi Jessica pada akhir bulan Oktober 2016.

Kompas TV Pengacara Jessica Nilai Jaksa Tak Punya Saksi dan Bukti Kuat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pemprov DKI Diminta Bina Juru Parkir Liar agar Punya Pekerjaan Layak

Pemprov DKI Diminta Bina Juru Parkir Liar agar Punya Pekerjaan Layak

Megapolitan
Gerindra Berencana Usung Kader Sendiri di Pilgub DKI 2024

Gerindra Berencana Usung Kader Sendiri di Pilgub DKI 2024

Megapolitan
Munculnya Keraguan di Balik Wacana Pemprov DKI Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket Usai Ditertibkan

Munculnya Keraguan di Balik Wacana Pemprov DKI Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket Usai Ditertibkan

Megapolitan
Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra DKI Minta Maaf

Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra DKI Minta Maaf

Megapolitan
Polda Metro Minta Masyarakat Lapor jika Ada Juru Parkir Memalak

Polda Metro Minta Masyarakat Lapor jika Ada Juru Parkir Memalak

Megapolitan
Polisi Akan Bantu Dishub Tertibkan Juru Parkir Liar di Jakarta

Polisi Akan Bantu Dishub Tertibkan Juru Parkir Liar di Jakarta

Megapolitan
Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra Tetap Akan Usung Kader di Pilkada DKI 2024

Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra Tetap Akan Usung Kader di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Prabowo Belum Bahas Isu Penambahan Menteri di Kabinetnya

Prabowo Belum Bahas Isu Penambahan Menteri di Kabinetnya

Megapolitan
Berantas Jukir Liar, DPRD Usul Pemprov DKI-Minimarket Kerja Sama

Berantas Jukir Liar, DPRD Usul Pemprov DKI-Minimarket Kerja Sama

Megapolitan
Bulan Depan, Gerindra Akan Umumkan Nama yang Diusung untuk Pilgub DKI

Bulan Depan, Gerindra Akan Umumkan Nama yang Diusung untuk Pilgub DKI

Megapolitan
Tak Tutup Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, PDIP: Tergantung Penilaian DPP dan Rekam Jejak

Tak Tutup Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, PDIP: Tergantung Penilaian DPP dan Rekam Jejak

Megapolitan
Jukir Liar Akan Ditertibkan lalu Dikasih Pekerjaan, DPRD DKI: Tidak Semudah Itu 'Ferguso'!

Jukir Liar Akan Ditertibkan lalu Dikasih Pekerjaan, DPRD DKI: Tidak Semudah Itu "Ferguso"!

Megapolitan
Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Megapolitan
Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Megapolitan
DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com