Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Kecamatan Johar Baru Masuk ke Dalam Daerah Rawan Konflik saat Pilkada DKI 2017?

Kompas.com - 25/10/2016, 17:57 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat termasuk ke dalam daerah rawan konflik di Ibu Kota. Hal itu berdasarkan pemetaan yang dilakukan oleh Pemprov DKI jelang Pilkada DKI 2017.

Wakil Camat Johar Baru Yassin Pasaribu menjelaskan, dengan wilayah padat penduduk, pendidikan yang rendah, serta ekonomi masyarakat menengah ke bawah, menjadi alasan mengapa daerah ini rawan terjadi konflik.

Kecamatan Johar Baru memiliki 4 kelurahan, 560 RT dan 45 RW. Dengan seluruh alasan itu, kata Yassi, warga Johar Baru menjadi gampang untuk diprovokasi serta diadu domba dengan isu-isu negatif yang tidak berdasar.

Ditambahkan Yassin, hal itu terlihat dari seringnya tawuran yang terjadi di Kecamatan Johar Baru.

"Ekonomi juga menengah ke bawah, pendidikan juga kurang. Yang bekerja banyak pengangguran, dan gampang diadu domba bahkan hanya karena suara petasan (bisa tawuran)," ujar Yassin saat ditemui Kompas.com di kantor Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat, Selasa (25/10/2016).

Di sisi lain, Yassin yakin, pada pilkada nanti, ada saja oknum yang mengatasnamakan warga Johar Baru hendak untuk membuat suasana pilkada menjadi kacau. Yassin menilai, warga Johar Baru tidak akan melakukan kekacauan karena warganya sampai saat ini belum memperlihatkan dukungan kepada salah satu calon.

"Apalagi nanti waktu pilkada, bisa saja bukan mereka memilih calon A, B atau siapa gitu, tapi memang sengaja diciptakan konflik, bukan untuk memenangkan satu pihak. Kalau di sini (Johar Baru), saya lihat tidak ada pilih siapapun," ujar Yassin. (Baca: Polda Metro Jaya Petakan Titik-titik Rawan Gesekan Saat Pilkada DKI)

Pengelola posko bersama Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017 mulai memetakan daerah rawan konflik menjelang Pilkada DKI 2017. Ada tujuh titik yang diwaspadai dalam pilkada kali ini. Di antaranya adalah Johar Baru dan Matraman.

Kompas TV 2 Kelompok Warga di Johar Baru Kembali Tawuran
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com