Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Tolak Apartemen Bintara Residence di Bekasi

Kompas.com - 30/10/2016, 11:37 WIB

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Ratusan warga Perumahan Griya Bintara Indah, Bekasi Barat, Minggu (30/10/2016) pagi berunjuk rasa menolak rencana pembangunan apartemen Bintara Residence yang berlokasi di Jalan Terusan I Gusti Ngurah Rai, sekitar 500 meter dari Stasiun Kereta Cakung, Jakarta Timur.

Aksi dilakukan di jalan utama masuk perumahan, seusai senam pagi bersama. Selain orasi, warga juga mendatangi bedeng pembangunan apartemen dan menempel poster penolakan. Mereka mewakili 3.000 keluarga penghuni tiga perumahan yang akan terdampak pembangunan apartemen, yakni Griya Bintara Indah, Pondok Cipta, dan Bintara Lika.

Randi Saragih, koordinator aksi yang juga anggota tim teknis Forum 4 RW Tolak Apartemen, menyatakan, ijin prinsip pembangunan apartemen memang sudah keluar, tetapi warga tidak pernah diajak bicara.

Ada pun dampak negatif yang dikhawatirkan warga adalah makin tingginya genangan air di musim hujan serta kesulitan air di musim kemarau. Bulan ini, kata sejumlah warga, sudah tiga kali permukiman mereka tergenang.

Jika apartemen jadi dibangun, mereka khawatir genangan makin tinggi dan sering. Sebab, lokasi yang akan dibangun apartemen itu selama ini merupakan resapan dan penampungan air.

Keberadaan tiga menara dengan ketinggian 26 lantai yang akan menampung 2.600-an penghuni itu juga dipastikan akan menyedot air tanah. Sehingga, di musin kemarau pasti warga akan kesulitan air.

Selain itu, warga juga mengkhawatirkan dampak sosial bagi penghuni, seperti keramaian, kebisingan, ketidaknyamanan, narkoba, sampai kemacetan. Sekarang saja, kemacetan lalu lintas di pagi hari sudah dimulai sejak depan gerbang perumahan.

Kalau apartemen sudah dihuni, mereka khawatir kemacetan akan makin panjang, mengingat jalan Terusan I Gusti Nguragrai merupakan akses masuk ke Tok JORR Bintara.

Serobot fasos

Sesuai izin prinsip, apartemen Bintara Residence yang akan dibangun PT Jakarta Cipta Utama menempati lahan seluas 15.500 meter persegi. Di dalamnya termasuk 2.800 meter persegi lahan yang mestinya untuk fasilitas umum dan sosial (fasum/fasos) milik warga Griya Bintara.

Ihwal penyerobotan lahan fasum/fasos itu pun sudah dipertanyakan kepada pemerintah kota, tetapi tidak pernah ada jawaban.

Menurut Saragih, sesuai site plan perumahan, lahan yang akan dibangun apartemen itu peruntukannya untuk kawasan niaga seperti ruko dan rukan. "Bukan untuk apartemen," katanya.

(MSH/KOMPAS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com