Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPU DKI dan Bawaslu Mengaku Sudah Tangani Gangguan terhadap Ahok-Djarot

Kompas.com - 14/11/2016, 13:50 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta Sumarno, mengatakan, pihaknya sudah serius menangani kasus penolakan pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat. Salah satunya melakukan koordinasi dengan berbagai pihak.

"Kita sudah sangat serius, sudah melakukan rapat koordinasi dengan pihak-pihak terkait. KPU sudah rapat koordinasi dengan Bawaslu, kemudian juga sudah berkomunikasi Polda Metro dan pekan ini akan lebih dikonkretkan lagi," ujar Sumarno di Kantor KPU DKI, Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, Senin (14/11/2016).

Sumarno mengatakan, penolakan yang diterima pasangan calon nomor pemilihan dua itu bukan hanya urusan KPU DKI dan Bawaslu DKI. Tetapi juga bagian yang harus melibatkan tim kampanye pasangan tersebut.

"Jangan sampai mereka belum berkomunikasi, kulonuwun istilahnya, dengan warga setempat, calonnya sudah datang sehingga warga ada yang kaget dan melakukan penolakan," kata dia.

Sama halnya dengan Sumarno, Ketua Bawaslu DKI Mimah Susanti juga mengatakan telah serius menangani penolakan kampanye Ahok-Djarot. Mereka memproses kasus tersebut sesuai dengan prosedur.

"Kalau Bawaslu serius ya. Seriusnya dalam arti bahwa semua yang kita lakukan itu berdasarkan ketentuan dan juga berdasarkan tugas dan kewenangan kita sebagai pengawas pemilu," ucap Mimah saat dihubungi terpisah.

Mimah mengatakan, pihaknya akan menindaklanjuti laporan dan temuan di lapangan, mencari bukti dan menindaklanjuti.

"Bawaslu sudah tegas, sudah melakukan pemanggilan-pemanggilan, kalau misalnya (yang dipanggil) tidak hadir, kita kan terbatas. Ada batasan kewenangan kita yang mungkin berbeda dengan lembaga lain," ujarnya.

Juru bicara tim kampanye Ahok-Djarot, Bestari Barus, sebelumnya menilai, KPU DKI dan Bawaslu belum serius menanggapi adanya aksi penolakan terhadap cagub dan cawagub saat berkampanye.

Padahal, seharusnya penyelenggara pemilu bisa memberikan sosialisasi kepada warga tentang hak cagub dan cawagub, terlebih anggaran yang dimiliki cukup besar.

Bestari mengatakan, tim sukses belum melihat adanya peran aktif dari KPU atau Bawaslu terhadap aksi penolakan cagub dan cawagub.

Kompas TV Sejumlah Penolakan Warga pada Kunjungan Ahok-Djarot
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com