Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penghadangan Kampanye dan Pesan Orangtua kepada Djarot

Kompas.com - 17/11/2016, 06:10 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat beberapa kali dihadang sekelompok orang saat blusukan dan berkampanye. Terakhir, ia dihadang saat mengunjungi permukiman warga di Kelurahan Cipinang, Pulogadung, Jakarta Timur, pada Rabu (16/11/2016) kemarin.

Mulanya, blusukan Djarot berjalan aman. Ia disambut dengan baik oleh warga setempat. Djarot berjalan menyalami, menyapa, dan berfoto dengan warga. Ia juga melihat kondisi kali di sana.

Djarot bahkan sempat membeli tempe mentah dari salah satu warga yang berjualan di sana. Namun, di tengah blusukan Djarot dan para pendukungnya, sekelompok orang menghadang. Mereka melarang Djarot dan rombongan untuk lewat dan meminta untuk kembali.

Djarot ingin menemui dan berbicara dengan mereka. Namun, polisi tidak mengizinkan. Karenanya, ia hanya menenangkan para pendukungnya menggunakan pengeras suara.

"Sodara-sodaraku tenang. Kita di sini dengan niat baik dan minta izin untuk lewat ya. Mereka masih belum sadar, jangan dilawan, serahkan pada pak polisi. Kalian tidak boleh terprovokasi," ujar Djarot, Rabu.

Setelah itu, dengan dikawal polisi dan tokoh masyarakat, Djarot menembus kerumunan massa dan meninggalkan lokasi blusukan.

Nursita Sari Calon wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saifu Hidayat menghadiri acara konsolidasi yang diselenggarakan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Nasdem Jakarta Timur di Jalan Perintis Kemerdekaan Raya, Pulomas, Jakarta Timur, Rabu (16/11/2016).

Pesan orangtua Djarot

Meski beberapa kali dihadang massa, Djarot mengaku tidak marah dan tidak takut. Ia selalu mengingat pesan orangtuanya.

"Orangtua saya selalu bilang kepada saya, 'Djarot, Gusti Allah itu ora sare, Tuhan itu tidak tidur. Jadi kamu jangan sampe ada rasa takut. Kamu harus berbuat yang baik'," kata Djarot menyampaikan pesan orangtuanya.

Djarot menuturkan, orangtuanya berpesan, saat ada orang yang memitnah dan menjelek-jelekkan, terimalah dengan dada yang lapang dan terbuka. Jadikan hati, lanjut Djarot, seperti samudera yang menampung seluruh limbah yang berasal dari sungai-sungai, samudera yang mengolah limbah-limbah itu menjadi hal yang bermanfaat bagi manusia.

"Jadilah diri, semua hati kita seperti samudera yang bisa menampung apapun cemoohan, olokan, intimidasi. Kita terima dengan dada yang terbuka," ucapnya. (Baca: Timses Duga Ada Upaya Sistematis di Balik Penghadangan Kampanye Ahok-Djarot)

Dari pesan orangtuanya, Djarot kembali berpesan untuk selalu bergembira, tersenyum, dan berlapang dada. Ia meminta semua pendukung tidak terprovokasi dengan adanya penghadangan-penghadangan saat kampanye.

"Dada kita lapang seperti samudera. Dihujat silakan, dimarahi silakan, dihina silakan. Kami terima dengan dada terbuka dan kami mengolahnya nanti menjadi butir-butir kebaikan bagi rakyat Jakarta," tutur Djarot.

Kompas TV Djarot "Blusukan" di Sejumlah Wilayah Jakarta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Massa Buruh Nyalakan 'Flare' dan Kibarkan Bendera di Monas

Massa Buruh Nyalakan "Flare" dan Kibarkan Bendera di Monas

Megapolitan
Ribuan Buruh Ikut Aksi 'May Day', Jalanan Jadi 'Lautan' Oranye

Ribuan Buruh Ikut Aksi "May Day", Jalanan Jadi "Lautan" Oranye

Megapolitan
Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Megapolitan
Ribuan Polisi Amankan Aksi 'May Day', Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Ribuan Polisi Amankan Aksi "May Day", Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Megapolitan
Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Megapolitan
Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Megapolitan
Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi 'May Day'

Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi "May Day"

Megapolitan
Massa Aksi 'May Day' Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Massa Aksi "May Day" Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Megapolitan
Rayakan 'May Day', Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Rayakan "May Day", Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Megapolitan
Pakar Ungkap 'Suicide Rate' Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Pakar Ungkap "Suicide Rate" Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com