Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sylviana: Saya Tahu Cara Mengelola PKL Tanah Abang

Kompas.com - 18/11/2016, 12:46 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta Sylviana Murni mengatakan, dirinya mengetahui cara untuk menata pedagang kaki lima (PKL) yang mengokupasi trotoar dan bahu jalan di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.

"Saya dulu pernah Wali Kota Jakarta Pusat kok. Jadi saya tahu betul cara mengelola ini," ujar Sylvi di Pasar Tanah Abang, Jumat (18/11/2016).

Sylvi menuturkan, penataan PKL di trotoar dan bahu jalan harus dilakukan dengan dialog yang baik. Dengan demikian, akan ada win-win solution antara Pemprov DKI Jakarta dan para PKL tersebut. Sylvi menceritakan pengalamannya menata Pasar Kwitang dengan berdialog bersama para pedagang.

"Inget enggak waktu saya wali kota beresin Pasar Kwitang di mana Pasar Senen dengan ikhlas menyiapkan satu tempat di Lantai 4 Blok F sampai dua tahun gratis, Thamrin City juga. Jadi penjual buku di Kwitang yang sampai tumpah ke jalan itu bisa selesai," kata dia.

Menurut Sylvi, penataan PKL bukan persoalan yang sulit. Sebabnya, penataan yang dilakukan bersifat partisipatif dengan mengedepankan dialog.

Selain itu, lanjut Sylvi, penataan dan pengelolaan juga harus dilakukan secara kontinyu. Pengawasan PKL harus dilakukan secara intensif.

"Bukan hanya sesaat ketika diomelin, ketika pejabat datang, selesai. Tapi kemudian terus berjalan," ucap Sylvi. (Baca: Tak Jera, PKL Tanah Abang Kembali Okupasi Trotoar)

Pengawasan juga harus melibatkan beberapa pihak, bukan hanya Pemprov DKI. Sylvi menyatakan, para pedagang dan masyarakat juga harus turut mengawasi secara kontinyu.

"Tiga bulan sekali duduk, dialog. Saya pikir selesai persoalannya, bukan anget-anget tai ayam, kemudian setelah ngeberesin, udah gitu yang ngeberesin naik pangkat, pejabat yang lebih tinggi, selesai, enggak gitu," tuturnya.

Kompas TV Satpol PP Bentrok dengan Pasutri PKL
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bantah Pernyataan Ketua STIP Soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP Soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com