Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PLN Sebut Ada Sekolah di Jakarta yang Tunggak Pembayaran Listrik 11 Bulan

Kompas.com - 23/11/2016, 19:10 WIB
David Oliver Purba

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Manajer Komunikasi PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya Aris Dwiyanto mengatakan, sebanyak 11 sekolah di Provinsi DKI Jakarta menunggak pembayaran listrik.

Bahkan, Aris menyebut sejumlah sekolah menunggak pembayaran listrik selama 11 bulan.

"Paling lama ada yang 11 bulan, ada 10 bulan. Rata-rata di atas tiga bulan," ujar Aris, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (23/11/2016).

(Baca: Tunggak Rp 118 Juta, Listrik SMAN 48 Diputus PLN)

Aris menjelaskan, pihaknya tidak langsung memutus listrik sekolah-sekolah yang menunggak tersebut.

Tahapannya, pertama, PLN akan memberikan surat pemberitahuan bahwa sekolah tersebut menunggak pembayaran listrik. Selanjutnya, PLN akan berkomunikasi dengan pihak sekolah untuk menentukan solusi.

Setelah itu, PLN akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan terkait pembayaran tunggakan tersebut.

Aris mengatakan, pemutusan listrik seperti yang terjadi di SMAN 48 Jakarta Timur tidak akan terjadi jika Dinas Pendidikan DKI bisa memberi kepastian mengenai waktu pembayaran tunggakan.

"Misalnya ada kepastian, oke 1 Desember bisa kami bayar, tapi nggak ada kepastian. Karena Pemprov DKI atau Dinas Pendidikan lalai untuk menganggarkan pembayaran listriknya," ujar Aris.

(Baca: Listrik Diputus PLN, Murid SMAN 48 Belajar Pakai Lilin dan di Luar Kelas)

Aris menambahkan, tahun ini PLN telah menandatangani kesepakatan kerja sama dengan Pemprov DKI, isinya PLN mendorong Pemprov DKI memanfaatkan Bank DKI untuk memberikan talangan dana jika terjadi sesuatu di luar rencana.

Tetapi sampai saat kini, butir perjanjian tersebut tak dilakukan.

"Kami sudah undang rapat tapi sampai sekarang tidak dilaksanakan, ya sudah. Kami tidak bisa menunggu berbulan-bulan menunggak," ujar Aris.

Sekretaris Dinas Pendidikan DKI Jakarta Susi Nurhati mengatakan, tunggakan listrik terjadi karena kelalaian Dinas Pendidikan DKI. Anggaran untuk membayar listrik tidak dimasukkan dalam APBD DKI 2016 dan baru dimasukan pada APBD Perubahan DKI 2016.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com