Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elektabilitas Turun, Bisakah Ahok "Rebound"?

Kompas.com - 29/11/2016, 18:25 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, mengatakan ada situasi yang bisa kembali meningkatkan elektabilitas calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dari posisi saat ini.

Situasi itu bisa sama seperti yang dialami Joko Widodo saat Pilpres 2014. Saat itu posisi Jokowi pada tiga minggu terakhir jelang Pilpres sudah hampir tersalip bahkan berimbang dengan Prabowo.

"Ada faktor yang kemudian, saat itu kami sebut underdog effect," kata Yunarto di kantor Charta Politika, Jakarta Selatan, Selasa (29/11/2016).

Faktor underdog effect, kata Yunarto, biasanya titik balik dari seseorang yang sudah ketinggalan survei atau tertimpa sebuah masalah. Pemilih akan berubah menjadi militan.

Yunarto mencontohkan underdog effect pemilih Jokowi. Saat itu, pemilih Jokowi mengira akan menang karena selisih survei sebesar 24 persen hingga 28 dari Prabowo. Situasi itu terbentuk lantaran ada isu besar yang menghantam Jokowi mulai dari Partai Komunis Indonesia dan lainnya.

Yunarto menilai, isu tersebut kemudian membuat Jokowi mendapat limpahan underdog effect atau efek terzalimi. Efek kalah yang membuat pemilihnya bergerak.

"Ketika lihat situasi itu, survei ada yang bocor, kemudian bergerak. Di situlah kita lihat gerakan konser salam dua jari, artis dan segala macam," kata Yunarto.

Yunarto tak bisa memprediksi apakah Ahok juga akan bernasib serupa Jokowi. Pasalnya, setelah Ahok menjadi tersangka, tak ada yang mengetahui apakah kian terpuruk atau titik "rebound" atau balik.

"Jadi semakin terzalimi misalnya. Apakah hasil survei dari unggul 60, 50, 40 dan imbang pasangan lain, apakah itu bisa membuat pemilihnya menjadi down atau titik balik, saya tidak bisa nilai," kata Yunarto.

Alasan lainnya, menurut Yunarto, baru survei Charta Politik yang mengatakan Ahok tidak dalam posisi "jumawa". Masih perlu survei lain yang bisa memperlihatkan elektabilitas Ahok apakah dalam situasi underdog effect. Kendati demikian, Yunarto tak setuju bila underdog effect disebut playing victim. Menurut dia, playing victim adalah kesengajaan.

Dari survei Charta Politika, elektabilitas pasangan Agus-Sylvi memperoleh 29,5 persen. Disusul Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok-Djarot Saiful Hidayat memperoleh 28,9 persen dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno memperoleh 26,7 persen. Sementara itu, yang belum menentukan pilihan sebanyak 14,9 persen.

Pengumpulan data dilakukan pada 17-24 November 2016. Survei dengan metode wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Jumlah sampel sebanyak 733 responden dari 800 yang direncanakan. Responden tersebar di lima wilayah kota administrasi dan satu kepulauan.

Margin of error kurang lebih 3,5 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Survei dilakukan dengan pendanaan sendiri dari Charta Politik.

Kompas TV Makan Malam Berbayar Bersama Ahok-Djarot
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pakai Caping Saat Aksi May Day, Pedemo: Buruh Seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi May Day, Pedemo: Buruh Seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Massa Buruh Nyalakan 'Flare' dan Kibarkan Bendera di Monas

Massa Buruh Nyalakan "Flare" dan Kibarkan Bendera di Monas

Megapolitan
Ribuan Buruh Ikut Aksi 'May Day', Jalanan Jadi 'Lautan' Oranye

Ribuan Buruh Ikut Aksi "May Day", Jalanan Jadi "Lautan" Oranye

Megapolitan
Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Megapolitan
Ribuan Polisi Amankan Aksi 'May Day', Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Ribuan Polisi Amankan Aksi "May Day", Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Megapolitan
Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Megapolitan
Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Megapolitan
Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi 'May Day'

Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi "May Day"

Megapolitan
Massa Aksi 'May Day' Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Massa Aksi "May Day" Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Megapolitan
Rayakan 'May Day', Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Rayakan "May Day", Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Megapolitan
Pakar Ungkap 'Suicide Rate' Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Pakar Ungkap "Suicide Rate" Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Megapolitan
Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi 'May Day'

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi "May Day"

Megapolitan
3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

Megapolitan
Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com