Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perubahan Gaya Komunikasi Dinilai Penting bagi Ahok untuk Menaikkan Elektabilitas

Kompas.com - 29/11/2016, 22:18 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, menilai, gaya komunikasi calon gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjadi faktor yang mendominasi ketidaksukaan warga terhadap Ahok.

Oleh karena itu, menurut dia, perubahan gaya komunikasi penting dilakukan dalam meningkatkan elektabilitas Ahok.

"Perubahan komunikasi dan simbolisasi kampanye penting," kata Yunarto di Kantor Charta Politika, Jakarta Selatan, Selasa (29/11/2016).

Elektabilitas Ahok mengalami penurunan berdasarkan sejumlah survei terakhir, termasuk survei yang dilakukan Charta Politika.

Tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Ahok-Djarot Saiful Hidayat memang cukup baik, yakni sekitar 63 persen. Secara rasional, kata dia, publik merasa puas akan kinerja Ahok-Djarot.

Namun, lanjut dia, faktor rasionalitas itu tak linier dengan pemilih Ahok.

"Kalau kemarahan dan ketidaksukaan bisa dibalikan, orang lihat Ahok dalam pribadi berbeda, pemilih emosional bisa menjadi rasional," kata dia.

(Baca juga: Politikus PDI-P: Ahok Ini Tidak Pandai Jualan)

Di sisi lain, kondisi politik secara umum juga dinilai memengaruhi penilaian publik terhadap Ahok.

Bila isu penistaan agama masih menjadi isu nasional, kata Yunarto, isu ini bisa menjadi beban bagi Ahok-Djarot untuk mengembalikan elektabilitas.

Dalam kasus dugaan penistaan agama, Ahok ditetapkan sebagai tersangka.

Adapun hasil survei Charta Politika menunjukkan bahwa elektabilitas Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni berada pada angka 29,5 persen.

Disusul Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok-Djarot Saiful Hidayat memperoleh 28,9 persen dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno memperoleh 26,7 persen.

Sementara itu, responden yang belum menentukan pilihan sebanyak 14,9 persen. Pengumpulan data ini dilakukan pada 17-24 November 2016.

(Baca juga: Eva: "Undecided Voters" dalam Survei Poltracking Itu Pemilih Ahok-Djarot yang Diam)

Survei ini menggunakan metode wawancara tatap muka dengan kuesioner terstruktur. Jumlah sampel sebanyak 733 responden dari 800 yang direncanakan.

Responden tersebar di lima wilayah kota administrasi dan satu kepulauan. Margin of error dalam survei ini kurang lebih 3,5 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Survei dilakukan dengan pendanaan sendiri.

Kompas TV Survei Kembali Sebut Elektabilitas Agus-Sylviana Meninggi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

Megapolitan
KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

Megapolitan
Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Megapolitan
3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

Megapolitan
LPSK Dorong Pemenuhan Akomodasi Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan, Termasuk Perlindungan

LPSK Dorong Pemenuhan Akomodasi Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan, Termasuk Perlindungan

Megapolitan
Pemkot Jakbar Imbau Warga dengan Ekonomi Mampu Tak Beli Elpiji 3 Kg

Pemkot Jakbar Imbau Warga dengan Ekonomi Mampu Tak Beli Elpiji 3 Kg

Megapolitan
Jasad Wanita di Selokan Jalan Juanda Bekasi, Korban Telah Hilang Selama 4 Hari

Jasad Wanita di Selokan Jalan Juanda Bekasi, Korban Telah Hilang Selama 4 Hari

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan di Selokan Bekasi, Polisi: Sempat Terlihat Sempoyongan

Jasad Perempuan Ditemukan di Selokan Bekasi, Polisi: Sempat Terlihat Sempoyongan

Megapolitan
Rubicon Mario Dandy Belum Juga Laku di Lelang meski Harganya Telah Dikorting

Rubicon Mario Dandy Belum Juga Laku di Lelang meski Harganya Telah Dikorting

Megapolitan
Remaja Perempuan Direkam Ibu Saat Bersetubuh dengan Pacar, KPAI Pastikan Korban Diberi Perlindungan

Remaja Perempuan Direkam Ibu Saat Bersetubuh dengan Pacar, KPAI Pastikan Korban Diberi Perlindungan

Megapolitan
Eks Warga Kampung Bayam Sepakat Pindah ke Hunian Sementara di Ancol

Eks Warga Kampung Bayam Sepakat Pindah ke Hunian Sementara di Ancol

Megapolitan
Kronologi Komplotan Remaja Salah Bacok Korban saat Hendak Tawuran di Cimanggis Depok

Kronologi Komplotan Remaja Salah Bacok Korban saat Hendak Tawuran di Cimanggis Depok

Megapolitan
Sampah Menggunung di TPS Kembangan, Ketua RT Sebut Kekurangan Petugas untuk Memilah

Sampah Menggunung di TPS Kembangan, Ketua RT Sebut Kekurangan Petugas untuk Memilah

Megapolitan
Ditetapkan sebagai Tersangka, Ini Peran 5 Pelaku Begal Casis Bintara Polri di Jakbar

Ditetapkan sebagai Tersangka, Ini Peran 5 Pelaku Begal Casis Bintara Polri di Jakbar

Megapolitan
Iseng Masukan Cincin ke Kelamin hingga Tersangkut, Pria di Bekasi Minta Bantuan Damkar Buat Melepas

Iseng Masukan Cincin ke Kelamin hingga Tersangkut, Pria di Bekasi Minta Bantuan Damkar Buat Melepas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com