JAKARTA, KOMPAS.com - CEO Cyrus Network Hasan Nasbi, menilai tensi politik yang tinggi di Jakarta menyebabkan data survei di hulu terkait Pilkada DKI Jakarta 2017 rusak.
Adapun tensi politik tinggi berupa penolakan atau demonstrasi terhadap calon tertentu. Salah satu contoh, kata dia, dari pengalamannya, data survei Pilkada DKI Jakarta 2017 pada bulan Oktober dan November sudah mulai rusak lantaran tensi politik dibuat tinggi.
Dari survei pada bulan Juni hingga Agustus 2016, menunjukkan jumlah KK per RT minimal 60. Data itu didapat dari ketua RT setempat dengan memperlihatkan salinan KK (Kartu Keluarga) kepada surveyor.
"Sekarang, kalau (surveyor) datang, (KK) disebut lisan, setelah kita data, ternyata satu RT hanya 25-40 KK," kata Hasan di Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (6/12/2016). (Baca: Cerita Ahok tentang Kedekatannya dengan Pendiri Cyrus Network)
Hasan menilai ada beberapa kemungkinan Ketua RT tersebut melakukan hal tersebut, seperti paranoid atau melindungi warga. Hasan menambahkan, dalam kondisi tensi politik tinggi, tak tertutup kemungkinan responden menyembunyikan preferensi pemilihan.
"Face to face kok (surveinya). Kalau dia pilih A dianggap intoleran, kalau dia pilih B dianggap religius. Di beberapa tempat dengan tensi (politik) tinggi, survei gagal prediksi," kata Hasan.