Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Dikeroyok, Widodo Sebut Tetangganya Malah Ikut Memprovokasi

Kompas.com - 07/01/2017, 15:04 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Ranting PDI-P Widodo mengaku tidak ditolong ketika dikeroyok oleh 10 orang.

Widodo mengatakan, para tetangganya justru membiarkan dia dipukuli hingga babak belur. Bahkan, mereka malah memprovokasi agar Widodo terus dipukuli.

"Ada 10-an orang lah. Orang dia semua, (pendukung) nomor 1 semualah. Jadi enggak ada yang mau bantuin saya. Enggak ada yang misahin, Pak. (Kata mereka) 'sudah enggak usah dipisahin, biar habis sekalian'," ujar Widodo kepada calon wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat yang menjenguknya di RS Royal Taruma, Jakarta Barat, Sabtu (7/1/2017).

Baca juga: Ahok Genggam Erat Tangan Widodo yang Terbaring di Rumah Sakit

Widodo mengatakan, mereka menghalangi dia agar tidak bisa bangun, sehingga bisa terus-menerus dipukul.

Istri Widodo, Umi, mengatakan orang yang memprovokasi agar suaminya terus dipukuli itu sekarang ketakutan.

"(Kata dia) 'saya enggak salah kok dibawa-bawa'," ujar Umi menirukan ucapan orang yang memprovokasi itu.

Umi mengaku sempat memarahi para pengeroyok itu ketika mengantar Widodo melapor ke Polsek Tanjung Duren.

Widodo menyebut mereka tidak tahu diri. Kemudian, para pengeroyok itu membubarkan diri.

Mendengar cerita tersebut, Djarot seolah kehabisan kata-kata. Dia mengatakan, seharusnya bukan hanya orang yang memukuli Widodo yang dikejar polisi, tetapi juga mereka yang memprovokasi.

"Itu harusnya kena semua itu. Kenapa enggak menolong dan enggak ada yang misahin. Malah memprovokasi ya," ujar Djarot.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Ngaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Ngaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com