Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei GRP: Elektabilitas Agus-Sylvi Unggul di 219 Kelurahan

Kompas.com - 16/01/2017, 15:50 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Konsultan Riset Pemasaran PT Grup Riset Potensial (GRP) menyelenggarakan survei terkait Pilkada DKI Jakarta 2017. Survei ini dilakukan di 27 kelurahan di Jakarta.

Setiap kelurahan mewakili beberapa kelurahan lain yang memiliki karakter mirip. IT and Technical Advisor PT GRP Farit M Afendi mengatakan, dari hasil permodelan 27 kelurahan yang merepresentasikan 267 kelurahan di Jakarta, elektabilitas pasangan cagub-cawagub nomor satu Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni menempati urutan nomor satu di 219 kelurahan.

"Kami lihat bahwa di 194 itu Agus unggul di atas 10 persen dibandingkan dari yang pemenang kedua, entah siapa pun itu, bisa pasangan calon dua, bisa pasangan calon tiga," ujar Farit saat merilis hasil survei PT GRP di Cikini, Jakarta Pusat, Senin (16/1/2017).

Kemudian, elektabilitas Agus-Sylvi juga berada di urutan pertama di 25 kelurahan lainnya. Namun, selisih elektabilitas dengan pasangan calon menempati urutan kedua tidak mencapai 10 persen, baik dengan pasangan calon nomor dua Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat maupun dengan pasangan calon nomor tiga Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

"Paslon dua mengimbangi paslon satu di 22 kelurahan, selisihnya di bawah 10 persen. Sementara paslon tiga mengimbangi paslon satu di 3 kelurahan," kata dia.

Kemudian, Ahok-Djarot unggul di 23 kelurahan. Rinciannya, di 11 kelurahan unggul dengan selisih di atas 5 persen dari pasangan yang menempati urutan kedua dan 12 kelurahan lainnya memiliki sedikit selisih dengan Agus-Sylvi.

Sementara itu, Direktur Utama PT GRP Satrio Wiseno menuturkan, Anies-Sandi tidak unggul di daerah tertentu. Pemilih mereka tersebar di kelurahan-kelurahan yang ada di Jakarta.

"Di mana posisi yang tiga, tiga ini tidak punya daerah kekuasaan, dia menyebar, sama aja di semua," ucap Satrio dalam kesempatan yang sama.

Selain Agus-Sylvi yang unggul di 219 kelurahan dan Ahok-Djarot di 23 kelurahan, sisanya diungguli oleh pemilih yang belum menentukan pilihan atau hasilnya sangat mirip, yakni di 25 kelurahan.

Menurut Farit, 27 kelurahan yang menjadi sampel dalam survei yang diselenggarakan pada 2-7 Januari 2017 ini cukup merepresentasikan seluruh kelurahan yang ada di Jakarta. PT GRP mengelompokkan 267 kelurahan di Jakarta itu ke dalam 27 kelompok kelurahan sesuai dengan kemiripan karakteristik pemilih.

"Tadi kan dibuat 27 strata, kelompok. Isinya kira-kira ada 10 kelurahan dalam satu kelompok, ya enggak persis sama jelas, tapi jauh lebih mirip dibandingkan strata lain," tutur Farit. (Baca: Agus: Bapak Ibu kalau Salah Pilih, Sengsara 5 Tahun ke Depan)

Adapun elektabilitas Agus-Sylvi berdasarkan survei tersebut yakni 45,0 persen, Ahok-Djarot 23,3 persen, dan Anies-Sandi 23,5 persen. Survei dilakukan terhadap 2.745 responden. Sampel di setiap kelurahan sekitar 100 responden.

Survei ini menggunakan metode stratified systematic sampling dan model statistika regresi multinomial logit dengan margin of error di bawah 2 persen. Survei dilakukan secara tatap muka menggunakan mobile survey application (MOSAIC) yang dilengkapi GPS untuk menghindari survei palsu yang dilakukan oleh enumerator. Survei dibiayai oleh dana perusahaan sendiri.

Kompas TV AHY Janjikan Perubahan untuk Jakarta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com