Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Sosok AR, Anak SD yang Salah Sebut Ikan Tongkol di Hadapan Jokowi

Kompas.com - 30/01/2017, 14:41 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — AR, bocah sekolah dasar (SD) itu, mungkin tak sengaja salah menyebut nama ikan tongkol saat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Presiden RI Joko Widodo.

Peristiwa itu terjadi dalam kegiatan Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) Tahun 2017 di Jakarta International Expo (JIExpo), Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (26/1/2017).

Momen AR salah sebut nama ikan tongkol itu terekam kamera, dan videonya menjadi viral di media sosial.

Meski menuai komentar negatif dan jadi bahan bercandaan, kebanyakan netizen membela bocah ini.

Lantas, siapakah AR? Dia merupakan murid kelas III SD sebuah sekolah pesantren di daerah Ciputat, Tangerang Selatan.

Baru setahun belakangan ini AR dititipkan di pesantren tersebut. Sebelumnya, dia adalah murid di SD 12 Pagi Sumur Batu, Kemayoran, Jakarta Pusat.

AR sebelumnya tinggal di rumah eyangnya, Elly (69), bersama pamannya yang bernama Dimas (28), di kawasan Sumur Batu.

Sejak lahir, AR sengaja dititipkan ayah dan ibunya di rumah Elly karena kondisi ekonomi kedua orangtuanya yang saat itu sedang kesulitan. Ayah AR juga sedang dirundung masalah.

"Karena kakak ada masalah, sejak lahir dia (AR) dititipkan di sini," kata Dimas, kepada Kompas.com, saat ditemui di kediamannya di Sumur Batu, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (30/1/2017).

(Baca juga: Termasuk "Bully", KPAI Minta Video Siswa Salah Bicara Ikan Tongkol Jangan Disebarkan)

Usia AR sekarang sudah menginjak sepuluh tahun. Selama sembilan tahun, ia dibesarkan Elly dan Dimas.

Karena konflik yang terjadi pada orangtua tadi, AR tidak bisa hidup bersama kedua orangtuanya. Kedua orangtuanya juga hidup terpisah.

Sang ayah membawa si sulung, sedangkan ibunya yang berasal dari Jawa Timur itu membawa adik AR yang bungsu. Hidup AR hampir sepenuhnya ditanggung eyangnya dan Dimas.

Pada usia enam tahun, kata Dimas, AR pernah dikunjungi ayah dan ibunya. "Umur enam tahun, bapak dan ibunya pernah nengokin," ujar Dimas.

AR merupakan cucu kesayangan eyangnya. Ia dipindahkan dari sekolahnya di SD 12 Pagi Sumur Batu untuk mendapat pendidikan lebih baik di pesantren.

"Pergaulan di sini kurang baik. Takutnya enggak terarahkan, makanya dipindahkan ke pesantren," ujar Dimas.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com