JAKARTA, KOMPAS.com - Tingkat elektabilitas pasangan calon Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, naik berdasarkan hasil survei Litbang Kompas yang dirilis pada Kamis (9/2/2017).
Menurut Sandi, kenaikan tingkat elektabilitas mereka dikarenakan publik sudah memahami isu yang selama ini disampaikan kepada warga.
"Artinya, masyarakat sudah mengerti isu soal lapangan kerja, pendidikan, dan harga kebutuhan pokok yang kami sampaikan selama ini. Isu ini sudah bisa diterima sebagian besar masyarakat," kata Sandi melalui sambungan telepon kepada Kompas.com, Kamis (9/2/2017).
Dia juga menekankan, meski survei yang dikeluarkan hari ini menguntungkan pihaknya, Sandi memastikan, ia tidak akan mengendurkan semangat.
Relawannya juga akan terus merambah ke banyak permukiman untuk meyakinkan warga agar memilih dia dan Anies Baswedan.
Hasil survei Litbang Kompas menunjukkan adanya peningkatan elektabilitas pasangan cagub-cawagub nomor pemilihan tiga DKI Jakarta, Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Pasangan yang diusung Partai Gerindra dan PKS ini berhasil meningkatkan proporsi dukungan secara signifikan.
Dalam survei yang dilakukan pada 28 Januari-4 Februari, elektabilitas Anies-Sandi sebesar 28,5 persen.
Proporsi dukungan tersebut meningkat 9 persen dari 19,5 persen dalam survei 7-15 Desember 2016.
(Baca juga: Survei Litbang "Kompas": Dukungan terhadap Anies-Sandi Meningkat 9 %)
Berdasarkan hasil penelusuran terhadap semua responden yang memilih pasangan Anies-Sandi pada survei Desember 2016, 77 persen di antaranya menyatakan tetap loyal memilih pasangan ini pada survei terakhir.
Tercatat, hanya 8 persen pendukung pasangan Anies-Sandi yang beralih kepada pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni.
Kemudian, tidak kurang 12 persen pemilih Anies-Sandi beralih kepada Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat.
Sementara itu, para pemilih Anies-Sandi yang berubah menjadi bimbang, ada 3 persen.
(Baca juga: Survei Litbang "Kompas": Dukungan terhadap Anies-Sandi Meningkat 9 %)
Perubahan pola dukungan ini tidak lepas dari situasi politik yang berkembang di masyarakat dan berbagai aksi kampanye yang semakin memperjelas sosok dan komitmen mereka dalam memimpin Jakarta.
Survei ini menggunakan metode pencuplikan sistematis dari daftar pemilih tetap (DPT) DKI pada tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error (nirpencuplikan penelitian) lebih kurang 3,46 persen. Meskipun demikian, kesalahan di luar pencuplikan dimungkinkan terjadi.