Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djarot Curhat karena Dicueki PNS Saat Cuti Kampanye

Kompas.com - 13/02/2017, 15:53 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat melakukan curhat karena dirinya pernah dicueki oleh para pegawai negeri sipil (PNS) selama cuti kampanye Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.

Dia menjelaskan, silaturahim antara dirinya dengan pegawai di lingkungan Pemprov DKI Jakarta berjalan baik. Hanya saja, sistem dan aturan menginstruksikan PNS untuk netral.

"Saya mau mampir ke kantor kelurahan enggak enak, ke kantor kecamatan enggak enak," kata Djarot saat menyampaikan pengarahan di Pemkot Jakarta Pusat, Senin (13/2/2017).

Saat Djarot cuti karena berstatus calon wakil gubernur DKI Jakarta, Djarot pernah makan sup kambing di depan kantor Kecamatan Tanah Abang. Ia bertemu dengan ajudannya yang merupakan PNS DKI Jakarta.

Ajudannya yang bernama Ilham itu langsung kabur dan pura-pura tak mengenal Djarot.

"Saya sampai curhat sama Pak Agus (Kepala BKD DKI) dan Pak Sekda (Saefullah), pilkada seakan-akan menakutkan. Sehingga silaturahim malah sama-sama takut, kami enggak enak, sampeyan enggak enak, ini ada apa toh," kata Djarot.

Hal serupa juga pernah terjadi saat kampanye Djarot dihadang sekelompok orang di Kembangan Utara, Jakarta Barat. Saat itu, Wali Kota Jakarta Barat Anas Effendi datang ke lokasi untuk mengamankan situasi. (Baca: Djarot Penuhi Panggilan Panwaslu Jakbar Terkait Kehadiran Anas Effendi di Lokasi Kampanyenya)

Namun, hal ini justru dilaporkan oleh beberapa pihak ke Bawaslu DKI Jakarta. Anas diduga tidak netral karena menghadiri kampanye salah satu pasangan calon gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta. Padahal, saat itu Anas tidak mengajak warga untuk memilih Djarot.

"Jadi begini lho, kita selalu dibangun rasa kecurigaan, niatnya udah enggak baik sehingga bisa memutus atau merenggangkan tali silaturahim," kata Djarot.

Kompas TV Djarot: Ya, Apresiasi Penegakan Hukum
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com