Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Belum Tiba, PNS DKI Sudah Layani Aduan Warga di Balai Kota

Kompas.com - 22/02/2017, 09:48 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ada hal yang berbeda dengan suasana di Pendopo Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (22/2/2017) pagi ini. Aduan warga yang biasanya hanya Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, kini mulai dilayani oleh PNS DKI.

Sebelum-sebelumnya, warga yang mengadu biasa menunggu hingga Ahok, sapaan Basuki, hadir di Balai Kota. Setelah Ahok tiba, baru mereka mengeluarkan keluh kesah mereka, sekalian meminta berfoto.

Biasanya, Ahok hanya didampingi oleh dua staf pribadinya, yakni Natanael dan Kamilus. Selain itu, ada tiga pegawai dari Biro Kepala Daerah dan Kerjasama Luar Negeri (KDH KLN) yang selalu mendampingi Ahok melayani warga, yakni Maruhal, Puspla, dan Nurul.

Hari ini, saat Ahok belum datang, sejumlah PNS DKI terlihat berkomunikasi dengan warga. Ada yang mencatat, mendengar, dan mengobrol. Ada pula pegawai yang terlihat menelepon instansi lainnya atau pejabat di atasnya untuk menindaklanjuti aduan warga.

Kepala Biro KDH dan KLN DKI Jakarta Muhammad Mawardi menjelaskan, turunnya para PNS DKI untuk melayani aduan warga merupakan instruksi Ahok.

Saat memimpin Rapat Pimpinan pada Senin (20/2/2017) lalu, Ahok meminta para pegawai dari berbagai satuan kerja perangkat daerah (SKPD) DKI untuk mendampinginya menerima pengaduan warga.

"Gubernur menginginkan beberapa SKPD posting di Balai Kota saat Gubernur menerima aduan masyarakat," kata Mawardi, kepada wartawan, di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu pagi.

Adapun beberapa SKPD DKI yang ditempatkan untuk mendampingi Ahok adalah pegawai dari Biro Hukum, Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPM dan PTSP), serta Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan DKI Jakarta.

"Ini langkah yang diinginkan Gubernur bagaimana warga merasa dilayani dengan baik dan cepat," kata Mawardi.

Menurut Mawardi, Ahok menginginkan aduan warga cepat ditindaklanjuti SKPD terkait. Selain itu, tiga SKPD tersebut merupakan SKPD yang paling sering diadukan permasalahannya kepada Ahok di Balai Kota DKI Jakarta. Mulai dari permasalahan sengketa tanah, perizinan, sosial seperti Kartu Jakarta Pintar, dan lain-lain.

Kompas TV Selain bersiap menghadapi putaran kedua, pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, juga menerima laporan para pendukungnya yang tak bisa memilih pada 15 Februari lalu. Posko aduan warga di rumah pemenangan Ahok-Djarot di rumah lembang dibuka sejak pukul 8 pagi. Posko dibuka terkait dugaan pelanggaran yang terjadi saat pemungutan suara pilkada DKI Jakarta. Beberapa warga Jakarta telah berdatangan untuk melakukan adanya pelaporan atas dugaan kecurangan yang dirasakan oleh pendukung Ahok-Djarot. Tercatat sudah lebih dari dua puluh laporan pengaduan yang masuk kepada tim hukum dan advokasi tim pemenangan Ahok-Djarot sejak kemarin. Selain datang ke Rumah Lembang, timses Ahok-Djarot juga membuka pengaduan lain melalui telepon juga email.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com