Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suket yang Dipersoalkan Tim Anies-Sandi Tidak Ada di Dalam Kotak Suara

Kompas.com - 01/03/2017, 13:35 WIB
Nursita Sari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Bawaslu DKI Jakarta bersama polisi dan jaksa yang tergabung dalam tim sentra penegakan hukum terpadu (gakkumdu) membuka kotak suara Kelurahan Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur, untuk mengecek surat keterangan (suket) yang digunakan di TPS 22 kelurahan tersebut.

Pembukaan kotak suara dilakukan di Kantor KPU Jakarta Timur, Pulomas, disaksikan oleh saksi ketiga pasangan cagub-cawagub DKI.

Namun, saat kotak suara tersebut dibuka dan berkasnya diperiksa satu per satu, suket tersebut tidak ditemukan di dalam tiga kotak suara itu.

Panitia pemilihan Kecamatan (PPK) Ciracas memastikan surat keterangan yang digunakan 25 pemilih itu sudah dimasukkan ke dalam kotak suara saat rekapitulasi di tingkat kecamatan. Bahkan, saksi ketiga pasangan calon juga melihat dan memotret suket tersebut.

"Dimasukkan ke kotak suara, ada berita acaranya," ujar PPK tersebut yang juga hadir.

Ketua KPU Jakarta Timur Nurdin menuturkan, kemungkinan suket tersebut berada di kotak suara TPS 22 yang tidak dibawa ke KPU Jakarta Timur, namun berada di kecamatan.

Oleh karena itu, Nurdin meminta PPK untuk mengundang saksi ketiga pasangan calon di tingkat kecamatan untuk membuka kotak suara di Kecamatan Ciracas. Gakkumdu DKI Jakarta yang akan membuka kotak suara tersebut.

"Karena kotak di kecamatan, PPK akan buka kotak di TPS 22 Kelapa Dua Wetan untuk membuktikan suket tersebut. Koordinasi saksi tingkat kecamatan karena ini merupakan aduan ke Bawaslu," kata Nurdin dalam kesempatan yang sama.

Koordinator Divisi Hukum dan Penindakan Pelanggaran Bawaslu DKI Jakarta Muhammad Jufri menyetujui adanya pembukaan kotak yang ada di Kecamatan Ciracas. Dia bersama tim sentra gakkumdu akan membuka kotak suara tersebut untuk membuktikan keaslian suket yang digunakan.

"Pengecekan di PPK. Berarti PPK mengundang lagi saksi tim paslon," ucap Jufri.

Penggunaan suket di TPS 22 Kelapa Dua Wetan dipersoalkan oleh tim pemenangan pasangan cagub-cawagub Anies Baswedan-Sandiaga Uno pada saat rekapitulasi penghitungan suara yang dilakukan KPU DKI Jakarta, Minggu (26/2/2017).

Tim Anies-Sandi sudah melaporkan penggunaan suket tersebut pada Jumat (24/2/2017) karena menemukan lebih dari dua jenis suket di TPS tersebut. Padahal, suket yang boleh digunakan sesuai surat edaran Kemendagri hanya dua jenis.

Gakkumdu kemudian membuka kotak suara tersebut untuk memastikan keaslian suket yang digunakan. Sebelum membuka kotak suara untuk memastikan keaslian suket, gakkumdu terlebih dahulu sudah meminta klarifikasi dari tim Anies-Sandi sebagai pelapor, KPU Jakarta Timur, Ketua KPPS TPS 22 Kelapa Dua Wetan, Lurah Kelapa Dua Wetan, dan Suku Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Jakarta Timur.

"Menurut dukcapil dan lurah, dia (pengguna suket) warga DKI setelah dukcapil cek di database kependudukan. Yang diperdebatkan itu kan boleh atau tidak karena menurut Mendagri hanya ada dua jenis," kata Jufri.

Gakkumdu DKI Jakarta akan melihat ada berapa jenis suket yang digunakan oleh 25 pengguna suket di sana. Setelah itu, gakkumdu DKI Jakarta akan melakukan rapat pleno untuk memutuskan ada tidaknya pelanggaran dalam penggunaan suket tersebut.

Kompas TV Menjelang putaran kedua pilkada DKI Jakarta, partai politik pendukung Ahok-Djarot dan Anies-Sandi terus bergerilya mencari dukungan dari partai politik yang sebelumnya mengusung Agus-Sylvi. Bahkan, kini muncul keinginan menghidupkan kembali koalisi kekeluargaan yang pernah muncul sebelum pilkada untuk melawan Ahok. Ke manakah PKB, PAN, dan PPP mengalihkan dukungannya? Kompas Malam akan membahasnya dengan Wakil Sekjen DPP PKB Daniel Johan, Sekjen DPP PAN Eddy Soeparno, dan Wakil Sekjen DPP PPP Ahmad Baidowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com