JAKARTA, KOMPAS.com - Pada beberapa kesempatan, Gubernur non-aktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sering menyampaikan perkembangan harga bahan pokok di pasar.
Saat Basuki atau Ahok hadir dalam acara "Rosi" dan Kandidat Pemimpin Jakarta, dia mengaku belum bisa menstabilkan dua komoditas di pasar.
"Yang kami belum bisa (atasi) itu cabai dan bawang," ujar Ahok di Djakarta Theater, Jalan Wahid Hasyim, Minggu (2/4/2017).
Di luar dua komoditas itu, Ahok merasa pemerintahannya sudah cukup berhasil dalam mengendalikan harga kebutuhan pokok, seperti beras dan daging.
Ahok juga kerap menyinggung rencana pembangunan perkulakan atau pusat penjualan langsung komoditas pangan di Pasar Kramatjati.
Nantinya, komoditas pangan dapat dijual secara langsung oleh distributor tanpa melalui pedagang seperti di pasar biasa.
Baca: Pak Djarot, Cabai Murahin Dong Pak
Dengan demikian, harga yang dijual adalah harga distributor. Terkait cabai dan bawang, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebenarnya sudah menemukan solusi untuk menstabilkan dua harga komoditas itu.
Kepala Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan DKI Jakarta Darjamuni mengatakan alasan harga cabai belum bisa dikontrol adalah soal tempat penyimpanan.
Darjamuni mengatakan, Pemprov DKI Jakarta belum memiliki tempat penyimpanan yang bisa membuat cabai tahan lama.
"Jadi memang cabai dan bawang ini ada kendala, karena kami enggak punya tempat penyimpanan," ujar Darjamuni.
Akan beli alat
Namun, kata Darjamuni, masalah itu akan segera teratasi. Sebab, Pemprov DKI Jakarta sudah menemukan tempat penyimpanan yang bisa membuat cabai menjadi tahan lama. Tempat penyimpanan yang dimaksud bernama Controlled Atmosphere Storage (CAS).
"Dengan kunjungan kami ke Kudus, kami menemukan alat untuk menyimpan cabai yang akan tahan sampai 6 bulan, namanya CAS penemuan putra bangsa Indonesia," ujar Darjamuni di kawasan Ancol, Jakarta Utara, Senin (3/4/2017).
Baca: Jaga Stok Cabai dan Bawang, Mesin Penyimpanan Seharga Rp 10 Miliar Akan Dibeli