Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Salahkah Tuduhan Polisi soal Upaya Makar kepada Beberapa Orang?

Kompas.com - 06/04/2017, 11:05 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dahlia Zein, pengacara empat tersangka makar yang ditangkap menjelang aksi 313, membantah seluruh tuduhan polisi terhadap kliennya.

Ia mengatakan kliennya hanya berfokus ke Istana Negara meminta Presiden menurunkan dan memenjarakan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Pertemuan-pertemuan yang disebut polisi sebagai permufakatan makar, adalah upaya koordinasi.

"Setiap ada yang mau aksi mereka kan koordinasi, jadi ada beberapa gabungan organisasi untuk rapat supaya jangan ada massa yang melakukan aksi-aksi arogansi," kata Dahlia dalam wawancara khusus dengan Kompas TV, Rabu (5/4/2017).

Dahlia mengatakan aksi 313 tak memiliki niat menggulingkan pemerintahan. Kliennya tak mungkin melalukan aksi makar dengan menyampaikan izin terlebih dahulu kepada polisi.

Setelah aksi 313, Dahlia juga mengatakan tak mengetahui adanya rencana menabrakkan truk ke pagar Kompleks Parlemen, masuk melalui gorong-gorong, atau aksi serentak di lima kota. Ia meminta negara tidak sedikit-sedikit menyangkakan orang dengan makar dengan bukti pertemuan atau rapat.

"Dalam undang-undang ada kata-kata setiap warga negara berhak berserikat dan menyatakan pendapat, jadi hak konstitusinya karena dasar negara kita demokrasi, kalau sudah tidak bersuara di mana lagi kita harus berlindung? Tidak ada upaya makar, di sini adalah ekspresi seorang rakyat menyatakan pendapatnya," ujar Dahlia.

Baca: Polisi: Aksi 313 Pemanasan untuk Makar 19 April 2017

Delik formil

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono menegaskan pihaknya tak main-main dalam menetapkan kasus makar. Argo menjelaskan bukti awal yang dimiliki polisi sudah masuk dalam tindak pidana.

"Jadi yang namanya permufakatan makar tuh ada pertemuan dan niat, rencana, sudah dapat dikatakan pemufakatan makar di situ. Ya itu yang kita cari, itu saja," kata Argo di Tangerang, Rabu.

Argo mengatakan,  pemufakatan makar itu terjadi di dua pertemuan yakni Kalibata, Jakarta Selatan dan Menteng, Jakarta Pusat. Argo mengatakan baru sebatas itu hal-hal yang direncanakan dalam pertemuan.

Polisi mengantongi berita acara pertemuan itu.

"Ini kan baru perencanaan ya, dan niat sudah ada di situ. Ini saja sudah bisa kena. Kita tidak usah berandai-andai sampai selesai aksi, tapi pas merencanakan sudah mengindikasikan, delik formil saja yang kita gunakan," kata Argo.

Baca: "Jangan karena Dikritik Sedikit, Makar!

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Aksi Gila Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Aksi Gila Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Megapolitan
Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Megapolitan
Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com