Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video #BeragamItuBasukiDjarot "Hilang" dari Akun Twitter dan Instagram Ahok

Kompas.com - 11/04/2017, 09:44 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Video kampanye berjudul #BeragamItuBasukiDjarot terpantau sudah tidak ada lagi di daftar unggahan pada akun twitter maupun Instagram calon gubernur DKI Jakarta, Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama, Selasa (11/4/2017).

Video tersebut sebelumnya diunggah oleh Ahok pada Senin (10/4/2017). Video kampanye yang diunggah Ahok jadi perbincangan netizen karena memuat adegan yang dinilai provokatif.

Video berdurasi satu menit itu dibuka dengan adegan yang menceritakan seorang ibu yang sedang merangkul anaknya di dalam mobil tengah digedor-gedor sekelompok orang dari luar.

Adegan di dalam video dilanjutkan dengan adanya pengunjuk rasa dengan spanduk provokatif di belakangnya. Setelah itu, adegan dalam video dilanjutkan dengan adanya sejumlah pemain sepakbola, bulutangkis, dan penari yang mengenakan kostum dari berbagai daerah.

Dalam tayangan terakhirnya, terlihat Ahok dan Djarot yang bersama-sama menemui warga. Narasi video itu diisi oleh orasi Djarot saat Konser "Gue 2".

Saat diminta pendapat mengenai video tersebut, Djarot menyatakan bahwa cerita dalam video tersebut berdasarkan kisah nyata yang terjadi dalam tragedi kemanusiaan yang terjadi di Jakarta pada masa lampau.

"Aku sudah nonton. Kalau itu tanyakan saja pada yang bikin. Saya sudah nonton dan itu benar dan itu terjadi kok. Kita ingat tahun 97/98 itu," kata Djarot.

(baca: Kata Djarot, Video Kampanye yang Diunggah Ahok Berdasarkan Kisah Nyata)

Menurut Djarot, tujuan pembuatan video dengan cerita yang ada di dalamnya bertujuan untuk mengingatkan agar kejadian tidak terjadi kembali.

"Supaya kita sadar betul agar Jakarta dan Indonesia itu adalah bhineka, plural. Satu fakta, satu kenyataaan, maka mari kita rawat bhineka itu dengan baik," ujar Djarot.

Sementara itu, ditemui usai menghadiri sebuah kegiatan di kawasan Warung Buncit, Jakarta Selatan, Ahok berjalan cepat dan masuk ke dalam mobil saat ditanya wartawan mengenai video itu.

Dari luar mobil, wartawan masih berusaha menanyakan pertanyaan yang sama. Ahok kemudian membuka kaca mobilnya.

"Kamu tanya timses," kata Ahok singkat.

Juru bicara tim pemenangan Ahok-Djarot, Raja Juli Antoni, membantah ada provokasi dalam video kampanye itu. Ia menyebut kisah dalam video tersebut menceritakan fakta historis tentang apa yang pernah terjadi di Indonesia.

"Proses nation building kita memang belum selesai. Selalu ada dalam penggalan sejarah kita, provokator yang mengancam dan mencabik-cabik tenun kebangsaan," kata dia.

(baca: Kata Timses soal Video Kampanye Ahok-Djarot yang Disebut Memprovokasi)

Kompas TV KPU DKI Jakarta akan mengaudit laporan dana kampanye yang telah disampaikan tiga pasangan cagub. Laporan penggunaan dana kampanye telah diterima KPU pada hari Minggu (12/2) kemarin. Audit dilakukan untuk memastikan penerimaan dan pengeluaran dana kampanye tidak melanggar aturan. Dari laporan yang disampaikan ketiga pasangan cagub DKI Jakarta ke KPU, penggunaan dana kampanye pasangan Agus-Sylvi paling besar. Penerimaan dana kampanye Agus-Sylvi dengan pemasukan 68,96 miliar rupiah dan pengeluaran 68,95 miliar rupiah. Sedangkan, penerimaan dana kampanye Ahok-Djarot sebesar 60,1 miliar rupiah dan pengeluaran 53,6 miliar rupiah. Sedangkan, penerimaan dana Anies-Sandi sebesar 65,2 miliar rupiah dengan pengeluaran 64,7 miliar rupiah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com