Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapok Kehabisan Surat Suara, Warga di TPS 088 Cengkareng Timur Antre Sejak Pagi

Kompas.com - 19/04/2017, 11:27 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Antrean warga di TPS 088 di RW 014 Kelurahan Cengkareng Timur, Jakarta Barat, tampak sudah ramai sejak pukul 07.30 WIB. Warga yang terdaftar dalam daftar pemilih tetap (DPT) terlihat rapi mengantre untuk mencoblos di TPS tersebut.

Hana, warga RW 014 yang baru menyalurkan hak suaranya mengatakan, pencoblosan pada putaran kedua ini jauh lebih rapi dibanding pilkada putaran pertama. Hana menyebut sosialisasi tata cara untuk memilih lebih gampang diakses.

Misalnya, pihak kelurahan dan kelompok warga RW 014 lebih intens menyosialisasikan penggunaan surat keterangan (Suket), bahkan surat undangan atau C6 langsung diantar ke rumah warga.

Sedangkan saat pilkada putaran pertama, sosialisasi cenderung minim. Warga bahkan tidak mengetahui syarat apa yang harus dibawa jika KTP elektronik atau e-KTP masih belum didapatkan.

Baca: Penjelasan Lurah Cengkareng Timur soal Surat Terkait Pilkada DKI

"Sekarang memang jauh lebih mudah, yang pertama itu sosialisasi kurang. Sekarang sosialisasi datang ke TPS bawa KK, KTP Asli. Kalau enggak ada bawa Suket," ujar Hana kepada Kompas.com di lokasi, Rabu (19/4/2017).

Hana menceritakan bahwa dia dan keluarganya merupakan salah satu pemilih yang tidak bisa memilih saat Pilkada DKI putaran pertama. TPS 088 merupakan TPS yang bermasalah saat Pilkada DKI Jakarta putaran pertama.

Saat itu, banyak warga yang masuk dalam DPT tambahan tidak bisa menyalurkan hak suaranya dengan alasan surat suara habis dan waktu pencoblosan telah ditutupi. Itu mengapa Hana datang lebih pagi agar tidak kehabisan surat suara seperti pilkada putaran pertama.

Baca: TPS di Cengkareng Timur Kemungkinan Ditambah pada Putaran Kedua Pilkada

Warga lainnya, Oki mengatakan Pilkada DKI putaran kedua berlangsung lebih baik. Jika pada putaran pertama ada warga yang masuk dalam DPT tambahan ikut mengantre sejak pagi, kali ini tampak antrean hanya diisi oleh warga yang masuk dalam DPT.

Pemilih yang masuk ke dalam DPT tambahan baru bisa mencoblos dari pukul 12.00 WIB sesuai ketentuan KPU DKI Jakarta. Oki mengatakan, dia datang lebih awal agar tak kehabisan surat suara seperti pilkada putaran pertama.

"Meski kemarin masih bisa milih, sekarang lebih cepat datang. Selain karena ada perlu, takut surat suara habis," ujar Oki.

Warga lainnya, Rohana berharap agar tidak ada kejadian surat suara habis seperti pilkada putaran pertama.

"Mudah-mudahan enggak ada masalah lagi, aman-aman lah Mas. Tadi sih kayaknya ok-ok aja," ujar Rohana. Di TPS 088 terdapat sebanyak 795 warga yang masuk dalam DPT, dengan rincian 387 laki-laki, dan 408 perempuan.

Kompas TV Warga Memanfaatkan Lapangan Tenis Sebagai TPS
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Megapolitan
Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Megapolitan
Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Megapolitan
FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

Megapolitan
Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Megapolitan
Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Megapolitan
Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Megapolitan
Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Megapolitan
Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Megapolitan
Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Megapolitan
Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Megapolitan
Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Megapolitan
Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Megapolitan
Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com