Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Proses dan Kendala Uji Emisi Gas Buang Mobil di Jakarta Pusat

Kompas.com - 16/05/2017, 17:19 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Pusat menggelar uji emisi gas buang secara gratis untuk kendaraan mobil pribadi di kawasan Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Selasa (16/5/2017).

Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian Dampak Lingkungan dan Kebersihan Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Pusat Evi Sulistyowati proses uji emisi gas buang tersebut dilakukan dalam waktu tak lebih dari satu menit sejak kendaraan diberhentikan.

"Jadi kendaraan diberhentikan, kemudian diuji nanti akan ditanyakan tahun produksi mobil, berapa kilometernya, sambil dicolok dan diuji knalpot gas buangnya lalu kemudian keluar hidrocarbon berapa dan CO-nya berapa," ucap Evi di lokasi.

Baca: Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakpus Gelar Uji Emisi Gratis di Tugu Proklamasi

Kendati prosesnya sebentar, hal itu bukan berarti membuat pengendara mau menguji kendaraannya dengan mudah. Beberapa pengendara diakui Evi masih enggan menguji emisi gas buang mobilnya.

"Ada yang menolak, bilang bikin macet, bilang buru-buru, padahal kan kita yang penting edumasinya. Kalau belum lulus kan kita kasih tau tapi kalau sudah lulus kan enak mengendarainya, bensin lebih irit, naik mobil lebih enak dan nyaman," jelas dia.

"Tapi kan kita juga enggak memaksa. Kalau mereka enggak mau ya silakan lanjutkan perjalanan. Kita sukarela saja bisa menjaring banyak," lanjut Evi.

Ridwan Aji Pitoko/KOMPAS.com Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Pusat menggelar uji emisi gratis kendaraan bermotor di Kawasan Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (16/5/2017).
Pengujian dan pengaturan terhadap emisi gas buang kendaraan pribadi yang berlalu lalang di jalanan ibu kota ini adalah demi kualitas udara DKI Jakarta yang lebih baik lagi.

Baca: Lebih dari 900 Mobil Jalani Uji Emisi Gratis di Jakarta Pusat

"Kendaraan-kendaraan seperti mobil ini kan 70 persen penyumbang terbesar terhadap kualitas udara perkotaan. Jadi ini yang mesti kita atur karena kalau mengatur jumlah kendaraan rasanya tidak mungkin," tutur Evi.

Untuk itu, pihaknya melakukan uji emisi gas buang mobil-mobil pribadi selama tiga hari berturut-turut sejak Selasa (16/5/2017) hingga Kamis (18/5/2017).

Hari ini, uji emisi telah dilakukan di kawasan Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat. Untuk hari kedua dan ketiga, uji emisi bakal dilakukan di Medan Merdeka Utara pada Rabu dan di depan Pintu 1 Gelora Bung Karno (GBK) pada Kamis mulai pukul 8.00 hingga 16.00 WIB.

"Ini merupakan rangkaian kegiatan evaluasi udara perkotaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk mengetahui kualitas udara DKI Jakarta khususnya Jakarta Pusat," jelas Evi.

Kompas TV Kemacetan yang berkepanjangan serta polusi udara terus terjadi. Disaat yang bersamaan bertambah juga kebutuhan manusia akan alat transportasi yang mendorong para pengembang teknologi transportasi terus berinovasi. Salah satunya dengan menghasilkan konsep transportasi canggih berupa kapsul penumpang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com