Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Putus Kontrak di Usia 35 Tahun, Ini Penjelasan Dirut Transjakarta

Kompas.com - 12/06/2017, 19:27 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Transportasi Jakarta, Budi Kaliwono menjelaskan mengenai isu di tengah karyawan kontraknya mengenai pemutusan kontrak karyawan pada usia 35 tahun.

"Ini salah satu komunikasi yang keliru. Jadi petugas lapangan itu butuh stamina yang kuat, mumpuni. Bayangkan berdiri di bus itu berjam-jam walaupun ada AC," ujar Budi ketika ditemui di kantor pusat PT Transjakarta, Cawang, Jakarta Timur, Senin (12/6/2017).

Ia mengatakan, karyawan lapangan memang diberi batasan usia dalam menjalankan tugasnya, namun bukan berarti jika usia sudah mencapai ketentuan yang disyaratkan akan langsung dipecat.

"Bukan seperti itu, kalau perform-nya bagus ya bisa pindah di desk lain, bisa di halte misalnya. Seinget saya halte enggak dibatasi usia. Jadi cuma buat lapangan, yang batasannya 35 tahun itu petugas on board," sebutnya.

Menurutnya, peraturan mengenai batasan usia untuk karyawan lapangan ini sudah dibuat dua tahun lalu.

"Tapi kami juga setelah diskusi, kami ga akan putuskan sepihak yang sudah kami buat, tapi kami akan pelajari," kata dia.

Ia melanjutkan, setelah berdiskusi pihaknya menemukan sebuah solusi.

"Dari hasil diskusi, pada saat usia 35 pegawai lapangan wajib mengikuti tes meliputu kesehatan, fisik yang paling penting. Kalau masih layak lanjut di lapangan," tutupnya.

Baca: Karyawan Kontrak Transjakarta Tak Puas dengan Sistem Perekrutan

Seperti diketahui, seorang karyawan kontrak transjakarta berinisial P mengungkapkan kekhawatirannya akan dipecat setelah berusia 35 tahun.

"Terus, ada isu kalau petugas yang umurnya di atas 35 tahun bakal dipecat-pecatin," tutur P.

Hal itu menjadi buah bibir para pekerja di kalangan internal PT Transjakarta. P juga mengetahui bahwa banyak dari temannya yang sudah di atas lima tahun bekerja, tetapi tak kunjung diangkat sebagai karyawan tetap.

Kompas TV Sejumlah sopir bus Transjakarta melakukan aksi unjuk rasa di depan halte bus transjakarta Harmoni, Senin (12/6) pagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

Megapolitan
Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi 'Online' dan Bayar Utang

Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi "Online" dan Bayar Utang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com