Basuki menjelaskan, rayonisasi trayek bajaj itu bukan dimaksudkan untuk melarang atau membatasi bahwa sopir bajaj hanya dapat beroperasi di suatu wilayah kota administratif di Jakarta. Sopir bajaj tetap dapat melintas di wilayah lain asalkan untuk kepentingan mengantar penumpang.
"Yang diisukan salah paham, mereka marah kalau dia di Rayon Jakarta Barat tidak boleh bawa penumpang di Jakarta Utara. Boleh saja, cuma kamu enggak boleh muter-muter cari penumpang. Itu saja bedanya. Kalau bawa penumpang boleh," kata Basuki di Balaikota DKI Jakarta, Senin (8/7/2013).
Rayonisasi menurutnya justru membantu menolong para sopir bajaj sehingga tidak kehilangan jatah kuota di wilayahnya. Selain tidak boleh berputar-putar mencari penumpang di bukan rayonnya, para sopir bajaj juga tidak diperbolehkan untuk ngetem atau menunggu di rayon wilayah lain.
"Sekarang kalau orang ngetem di tempat kamu, kamu marah enggak? Pasti kamu marah, kan. Jadi sistem rayonisasi ini menolong mereka supaya pembagian jatahnya lebih jelas," ujarnya.
"Terus gimana kalau perbedaan wilayah administratif serba deket? Bisa saja terjadi kalau deket seperti itu. Tapi dia ngga boleh ngetem di situ," pungkas Basuki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.