JAKARTA, KOMPAS.com — Di jembatan penyeberangan Cempaka Putih, Merri (8) terlihat menyuapi adiknya yang masih berusia empat tahun. Si adik tampak seperti tidak mandi berhari-hari. Rambutnya gimbal, baju seadanya, dan tanpa alas kaki. Tetapi siapa sangka, dalam sehari mereka mendapatkan Rp 100.000 dari belas kasihan orang yang melintas di jembatan tersebut.
Merri (8) mengaku sudah berada di jembatan penyeberangan sejak pagi hari hingga malam hari untuk mengemis. Bocah perempuan ini mengaku sekolah kelas 2 SD di Tanah Tinggi, Jakarta Pusat. Ketika ditanya ibunya ke mana, ia hanya menjawab ibu naik mobil.
Merri mengaku meminta-minta untuk biaya makan dia bersama adiknya. "Dapet sehari Rp 100.000 buat makan sama adik," kata Merri saat ditemui Kompas.com di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Selasa, (23/07/2013).
Di sudut lainnya, terlihat bocah pengemis lainnya sedang duduk di pinggir trotoar yang merupakan pintu masuk ke pusat perbelanjaan di daerah Cempaka Mas. Ia bernama Migel, 8 tahun. Migel juga memiliki kesamaan dengan Merri dan adiknya.
"Ngemis di sini dari jam 11 pagi sepulang sekolah. Ibu ngamen di bus," ujar Migel polos.
Penghasilan Migel juga tak beda jauh dari Merri. Ia mengaku setiap hari mendapatkan uang Rp 100.000 untuk memenuhi kebutuhan makan dan kebutuhan lainnya. Migel sekarang tinggal bersama ibunya dan enam saudaranya di yayasan Ikatan Pemusik Jalanan (IPJ), Galur.
Sungguh miris sekali. Di saat anak-anak lainnya yang seusia mereka sedang menikmati indahnya masa kanak-kanak, mereka justru harus menelan pil pahit kehidupan menjadi pengemis jalanan. Hari Anak Nasional bagi mereka tidak memberikan arti apa pun untuk kehidupan mereka di jalan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.