Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencuri Mobil Tewas Ditembak di Banten

Kompas.com - 25/07/2013, 18:42 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Kepolisian Resor Jakarta Selatan membekuk empat pelaku spesialis pencurian mobil, di Banten, Rabu (24/7/2013). Satu di antara mereka akhirnya tewas ditembak karena melawan.

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Novi Nurohmad mengatakan, penangkapan keempat orang tersangka tersebut bermula dari laporan seorang warga yang kehilangan mobil miliknya di kawasan Pela Mampang, Jakarta Selatan, Minggu (16/6/2013) lalu.

Selanjutnya, anggota Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan melakukan penelusuran hingga berhasil meringkus AR dan S yang diketahui sebagai penadah kendaraan bermotor hasil curian.

"Dari laporan itu kita langsung melakukan penyelidikan, dan berhasil menangkap AR dan S. Dari pengakuan keduanya diketahui ada beberapa orang pelaku lainnya yang menjadi rekan mereka," kata Novi di Mapolres Jakarta Selatan, Kamis (25/7/2013).

Berdasarkan keterangan kedua pelaku, akhirnya petugas melakukan rekayasa untuk menjebak pelaku lainnya, yakni dengan memerintahkan AR dan S untuk bertemu IW dan DW, pelaku lainnya, di sebuah rumah makan di Banten, Rabu (24/7/2013).

"Penangkapan IW berhasil dilakukan. Dari keterangan sementara, disebutkan kalau mereka melakukan aksi curanmor (pencurian kendaraan bermotor) hingga 20 kali. Di antaranya di kawasan Lebak Bulus sebanyak lima kali, Mampang Prapatan sebanyak lima kali, dan Klender sebanyak lima kali," ungkapnya.

Lebih lanjut, katanya, pemeriksaan lanjutan pun dilakukan petugas. Keduanya, IW dan DF, bersedia menunjukkan peralatan dan lokasi kejahatannya di wilayah Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

"Tapi itu hanya untuk mengelabui petugas dan DF melakukan perlawanan kepada petugas pada saat tiba di lokasi. Dia menyerang dengan sebuah obeng panjang, petugas sudah memperingatkan dengan kata-kata, tapi tak dihiraukan, terpaksa ditindak tegas petugas," jelasnya.

Novi menambahkan, dari keterangan pelaku, mobil curian dijual dengan harga Rp 26 hingga Rp 30 juta. "Kita lihat ini dari kelompok di Bogor, tapi masih kembangkan lagi, yang jelas dia sudah main dari tahun 2008," jelasnya.

Saat ini petugas berhasil ketiga orang tersangka dan mengamankan barang bukti berupa tiga set kunci T berikut pengaitnya, satu buah kunci sok, satu buah gunting, satu buah tang potong, tiga buah anak kunci, tiga buah obeng, dan empat mobil merek Toyota Avanza.

Atas perbuatannya tersebut, pelaku dijerat dengan Pasal 363 KUHP dengan ancaman hukuman tujuh tahun penjara, dan para penadah dikenakan Pasal 480 KUHP dengan ancaman hukuman empat tahun penjara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com