Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rahmi Siuman Setelah 9 Hari Kritis akibat Tertabrak Metromini

Kompas.com - 02/08/2013, 19:02 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

Foto : 

JAKARTA, KOMPAS.com — Siswi kelas X SMP Al Washliyah Rawamangun, Rahmi Utami (12), siuman sejak Kamis (1/8/2013). Rahmi sebelumnya kritis sejak tertabrak Metromini B 7669 AS yang dikemudikan WS, di jalur bus transjakarta Jalan Pemuda, Rawamangun, Selasa (23/7/2013) sekitar pukul 16.00 WIB.

Rahmi tertabrak bersama dua rekannya, Revi dan Bennity. Awalnya, Rahmi sempat dirawat di Rumah Sakit Antam bersama Revi, tetapi kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Tarakan. Sementara Bennity dibawa ke Rumah Sakit Persahabatan dan meninggal dunia pada Selasa (23/7/2013) malam.

"Alhamdulillah, setelah sembilan hari kritis, Rahmi sudah sadarkan diri. Sebelumnya cuma tertidur terus, matanya hanya kebuka sedikit-sedikit," ujar ayah Rahmi, Budi Dwi Utama (35), setelah menerima santunan dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta, di kediaman Bennity, di Rawamangun, Jumat (2/8/2013).

"Saya kaget. Ini mukjizat. Tiba-tiba anak saya bangun, duduk nangis karena kakinya sakit. Lalu matanya kebuka," lanjut Budi, yang bekerja sebagai office boy di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Rawamangun.

Budi menuturkan, ada bagian pada kaki kanan Rahmi yang perlu dipasangi pen. Menurutnya, biaya pemasangan pen mencapai Rp 4 juta dan ia siap menanggung sendiri biaya tersebut, meski ada Kartu Jakarta Sehat (KJS)

"Alhamdulillah (KJS) ngebantu. Kalau saya hitung-hitung bisa berapa puluh juta bisa saya keluarkan (tanpa KJS)," ujar Budi.

"Mesti pakai pen dan harga Rp 4 juta. Saya sudah siap bayar. Saya kalau untuk anak, saya siap. Kalau pakai KJS mesti nunggu pen dari pemerintah, tetapi saya takut anak saya kenapa-kenapa (selama menunggu pen dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta). Saya juga enggak tahu kapan (pen dari Pemprov DKI ) tersedia," ungkap Budi.

Mengenai musibah yang dialaminya, Budi mengaku menerima dengan ikhlas. Ia hanya berharap pihak Metromini menjenguk anaknya dan menjadikan musibah itu pelajaran. Menurutnya, sejak kecelakaan itu, pihak Metromini tak pernah menjenguk anaknya.

"Saya ikhlas, saya enggak minta apa-apa, cuma tolonglah datang lihat. Saya mohon tolong kalau bawa mobil diperhatikan keselamatan penumpang dan penyeberang supaya jangan ada kejadian ini lagi," akunya.

Sementara itu, menurut Budi, pihak SMP Al Washliyah Rawamangun memberikan waktu kepada Rahmi untuk memulihkan diri sampai betul-betul sembuh.

"Dari pihak sekolah dikasih waktu anak saya sembuh total dulu baru sekolah lagi," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Megapolitan
Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan 'Study Tour'

Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan "Study Tour"

Megapolitan
Siswa SMP Lompat dari Gedung Sekolah, Polisi: Frustasi, Ingin Bunuh Diri

Siswa SMP Lompat dari Gedung Sekolah, Polisi: Frustasi, Ingin Bunuh Diri

Megapolitan
5 Tahun Diberi Harapan Palsu, Sopir Angkot di Jakut Minta Segera Diajak Gabung ke Jaklingko

5 Tahun Diberi Harapan Palsu, Sopir Angkot di Jakut Minta Segera Diajak Gabung ke Jaklingko

Megapolitan
Seorang Perempuan Luka-luka Usai Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Seorang Perempuan Luka-luka Usai Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Megapolitan
Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' di Jaktim Ternyata Tulang Punggung Keluarga

Korban Begal Bermodus "Debt Collector" di Jaktim Ternyata Tulang Punggung Keluarga

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Ditangkap

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Ditangkap

Megapolitan
Polisi Ungkap Alasan Siswa SMP di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah: Merasa Dijauhi Teman

Polisi Ungkap Alasan Siswa SMP di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah: Merasa Dijauhi Teman

Megapolitan
Siswa yang 'Numpang' KK di DKI Tak Bisa Daftar PPDB Tahun Ini

Siswa yang "Numpang" KK di DKI Tak Bisa Daftar PPDB Tahun Ini

Megapolitan
Sudah Berusia 70 Tahun, Mian Pesimistis Pemprov DKI Beri Pekerjaan buat Jukir Liar Lansia

Sudah Berusia 70 Tahun, Mian Pesimistis Pemprov DKI Beri Pekerjaan buat Jukir Liar Lansia

Megapolitan
Kronologi Siswa SMP di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Kronologi Siswa SMP di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Disdik DKI Buka Pendaftaran Akun PPDB Jakarta Mulai Hari Ini

Disdik DKI Buka Pendaftaran Akun PPDB Jakarta Mulai Hari Ini

Megapolitan
Mayat Wanita Kenakan Kaus Gucci Ditemukan di Selokan Kawasan Bekasi, Ada Luka di Jidat dan Dahi

Mayat Wanita Kenakan Kaus Gucci Ditemukan di Selokan Kawasan Bekasi, Ada Luka di Jidat dan Dahi

Megapolitan
Polisi Tangkap 2 Pria yang Sekap Perempuan di Apartemen Kemayoran, Satu Pelaku Hendak Kabur

Polisi Tangkap 2 Pria yang Sekap Perempuan di Apartemen Kemayoran, Satu Pelaku Hendak Kabur

Megapolitan
PAM Jaya Buka Seleksi Calon Management Trainee PAMANAH Future Leader Batch 2, Diikuti 1.087 Peserta

PAM Jaya Buka Seleksi Calon Management Trainee PAMANAH Future Leader Batch 2, Diikuti 1.087 Peserta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com