Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelat Nomor Dicopot, Pengguna Parkir Liar Jera

Kompas.com - 12/11/2013, 20:43 WIB
Ummi Hadyah Saleh

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Dinas Perhubungan Jakarta Pusat kembali menggelar razia terhadap para pengendara sepeda motor yang memarkirkan kendaraannya di sembarang tempat. Kali ini, razia dilakukan dengan mencopot pelat nomor kendaraan.

Mereka yang terkena razia pun mengaku jera. Menurut mereka, operasi pencopotan pelat nomor sangat efektif bagi pengguna parkir liar maupun petugas parkir liar.

Firdaus (45), warga Cibubur yang menjadi korban pencopotan pelat nomor, mengatakan, operasi itu sangat efektif untuk menindak pengguna parkir liar di badan jalan. Ia pun mengaku tak mau lagi memarkirkan kendaraannya di parkir liar.

"Kalau begini saya jadi jera," ujar Firdaus saat razia pelat nomor di Jalan Wahid Hasyim, Tanah Abang, Jakarta, Selasa (12/11/2013).

Firdaus mengatakan, tindakan penertiban juga seharusnya dilakukan terhadap para juru parkir liar. "Kalau di sini enggak boleh parkir, juru parkirnya juga harus ditertibkan," kata pemilik motor matic ini.

Dia juga mengatakan sering memarkirkan kendaraannya di Kawasan Metro Tanah Abang. Hal ini dikarenakan kondisi parkir yang penuh. "Sudah beberapa kali parkir di sini (Jalan Wahid Hasyim), dan lebih enak parkir di sini karena sudah penuh parkiran di dalam (Metro Tanah Abang)," ucapnya.

Tak cuma Firdaus, hal serupa juga dialami Agus (28).  Dirinya mengaku kali pertama datang dan memarkirkan kendaraannya di area parkir liar Kawasan Metro Tanah Abang. "Kalau cara begini lebih punya efek jera, saya baru pertama kali parkir di sini, jadi enggak mau parkir lagi," kata Agus, yang bermukim di daerah Kapuk, Ancol.

Agus mengaku baru pertama kali memarkirkan kendaraannya di lokasi tersebut. Ia juga tak menyangka bakal kena razia pencopotan pelat nomor. "Waktu lewat sini, langsung diarahin sama petugas parkirnya, katanya di dalam sudah penuh. Saya baru sebentar parkir, pas ke sini sudah dicabut pelatnya," pungkasnya.

Dalam razia yang digelar Selasa siang, ratusan motor terjaring pencopotan pelat nomor oleh Dinas Perhubungan Jakarta Pusat di Jalan Wahid Hasyim, Kawasan Metro Tanah Abang. Razia dilakukan untuk memberantas parkir liar di badan jalan.

Sebelumnya, Dishub telah berupaya untuk menertibkan parkir liar melalui pencabutan pentil, tetapi upaya tersebut masih belum efektif. Hal ini dikarenakan petugas parkir liar menyiasati razia pentil dengan menyiapkan pentil dan pompa kepada pengendara motor yang sedang memarkirkan kendaraannya.

Sementara itu, para pengendara motor yang menjadi korban operasi pencopotan pelat nomor nantinya bisa memproses kendaraannya di Suku Dinas Perhubungan Satlantas Jakarta Pusat. Setelah itu, pengendara akan diproses tilang di Polres Jakarta Pusat dan bisa mengambil pelat nomor di kantor Suku Dinas Perhubungan Jakarta Pusat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran Mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran Mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com