Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsep Baru Bersepeda di Jakarta Ditawarkan ke Jokowi-Basuki

Kompas.com - 23/11/2013, 09:36 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Konsep baru dalam bersepeda di DKI Jakarta ditawarkan oleh Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Konsep dengan label populer "Bike Sharing" tersebut menawarkan aktivitas bersepeda yang tak hanya dilakukan masyarakat setiap akhir pekan, tetapi setiap hari, khususnya untuk menempuh jalur dekat.

Secara umum, Direktur ITDP Yoga Adiwinarto menjelaskan, konsep Bike Sharing mirip layaknya rental sepeda, di mana siapa pun dapat menyewa sepeda untuk rute tertentu dan waktu tertentu. Hanya saja, manajemen Bike Sharing lebih profesional dan modern.

"Teknisnya, di tiap dekat halte transportasi umum ada terminal-terminal sepeda. Minimal, di dalam satu terminal itu ada 20 unit sepeda yang masyarakat umum bisa menyewa," ujar Yoga melalui siaran persnya ke wartawan, Jumat (22/11/2013).

Untuk menyewa sepeda tersebut, pihak pengelola menjual satu kartu semacam e-ticketing yang berisi data identitas dan saldo dalam jumlah tertentu dari sang pemegang kartu. Ketika warga ingin menyewa sepeda, dia tinggal menempelkan kartu tersebut ke alat pemindai di terminal sepeda. Otomatis, kunci pengaman sepeda pun terlepas dan masyarakat dapat menggunakannya.

Agar teratur, lanjut Yoga, di terminal sepeda tersebut pun akan terpampang rute sepeda. Dengan demikian, masyarakat tidak perlu lagi pusing-pusing mencari rute yang tepat untuk dilalui.

"Rencananya, bahkan kartu e-ticketing penyewaan sepeda itu juga terintegrasi dengan transjakarta dan yang lainnya," ujarnya.

Yoga menilai, konsep tersebut cocok diterapkan di DKI Jakarta. Selain lantaran arus lalu lintas cenderung parah karena macet, mobilitas warganya sangat tinggi. Oleh sebab itu, konsep ini pun sangat cocok diterapkan di kawasan perkantoran di mana para pekerja dapat menggunakannya untuk makan siang atau rapat di gedung yang tidak terlalu jauh dari tempat kerja sendiri.

"Investasi konsep ini pun jauh lebih murah daripada pengadaan bus. Untuk 2.000 sepeda dan 100 terminal lengkap dengan alat dan jalurnya, hanya sekitar Rp 40,296 miliar," lanjutnya.

Yoga menjelaskan, pihaknya telah melakukan pemaparan konsep tersebut ke Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Ia mengatakan, sang Wagub mengapresiasi positif konsep itu. Di depan ITDP, Basuki berjanji akan membicarakan konsep itu ke Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah DKI Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com