Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki Akui Sistem Penyaluran KJP Masih Lemah

Kompas.com - 21/12/2013, 00:31 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengakui masih banyak kelemahan dalam penerapan Kartu Jakarta Pintar (KJP). Dia mengakui banyak kesalahan dalam penyaluran KJP sehingga tidak tepat sasaran.

"Masih banyak yang dobel-dobel, satu siswa dapat dua kartu. Jadi, banyak siswa yang enggak bisa dapat KJP," kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Jumat (20/12/2013).

Pihak sekolah, lanjutnya, kerap salah memberikan data kepada Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Baru-baru ini, Basuki memberi contoh, siswa di salah satu SD negeri mendapatkan KJP, dan saat melanjutkan ke sebuah SMP negeri, siswa itu tidak mendapat KJP.

Akhirnya, siswa itu memilih untuk melanjutkan studi di sekolah swasta. Seharusnya, semua siswa yang semasa SD mendapat KJP tetap mendapatkan bantuan itu hingga ke bangku SMA/SMK.

Sistem validasi data siswa sekolah itulah yang belum dimiliki Pemprov DKI Jakarta. "Mungkin sistem cara penyalurannya bisa dikunci. Sekarang bagi kita yang penting penyalurannya tepat sasaran, jangan sampai anak tidak mampu tidak dapat KJP," ujar Basuki.

Sementara itu, Kepala Bidang Program dan Pembiayaan Pembangunan Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) DKI Jakarta Wahyu Wijayanto mengatakan, sektor pendidikan tak lagi menjadi prioritas dalam APBD DKI 2014.

Sebab, lanjut dia, siswa penerima KJP kini semakin berkurang. Sejak daftar siswa penerima KJP ditempel di kantor kelurahan, kecamatan, dan berbagai sekolah, banyak siswa yang merasa mampu memilih tidak menerima KJP.

Wahyu menambahkan, salah satu penyebab banyaknya siswa memilih tidak menerima KJP adalah karena rasa malu. "Pada awalnya, antusiasme masih tinggi. Untuk jumlah detailnya silakan tanya ke Dinas Pendidikan," kata Wahyu.

Pada tahun anggaran 2013, total anggaran yang dialokasikan untuk KJP sebesar Rp 843 miliar. Sementara pada RAPBD 2014, anggaran yang dialokasikan untuk KJP sekitar Rp 799,81 miliar.

Syarat untuk mendapatkan KJP sangat mudah, yaitu cukup melampirkan surat keterangan tidak mampu. Besaran yang diberikan adalah untuk siswa SMA/SM/MA Rp 240.000; SMP/MTs Rp 210.000; dan SD/MI Rp 180.000 per bulan.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com