Pantauan Kompas.com, petani saat ini lebih memercayakan gilingan padi mereka pada motor penggiling padi yang bisa diminta langsung ke tempat. Selain itu, singkatnya waktu yang diperlukan untuk satu kali penggilingan menambah minat petani maupun masyarakat untuk menggunakan jasa mereka.
“Warga sudah jarang membawa padinya untuk digiling kemari sehingga biaya produksi tak mampu lagi ditutup,” ungkap Zulfikar, pengusaha pabrik, Selasa (14/1/2014).
Kondisi itu tak hanya memangkas usaha mereka, tetapi juga menimbulkan ketidakadilan yang harus mereka rasakan dari setiap pajak yang terus dibayar kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan.
“Sedangkan mesin penggiling padi keliling tidak harus bayar, padahal setiap hari keluar masuk kampung untuk menawarkan jasanya,” tambah Zulfikar.
Mursyidin, warga Kecamatan Makmur, Kabupaten Bireuen, mengaku beralihnya minat masyarakat menggunakan jasa penggiling keliling karena tarifnya murah. Selain itu, sifatnya cepat dan praktis, langsung di depan rumah.
“Ditambah bisa melihat sendiri padi yang dimasukkan ke dalam mesin, jadi tidak ragu apakah ditukar atau dicampur,” tandas Mursyidin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.