Lasro menjelaskan, temuan mata anggaran "dobel" dalam APBD 2014, berjumlah cukup fantastis, yakni Rp 700 miliar.
"Misalnya ada mata anggaran perencanaan rehab total di salah satu sekolah. Rupanya di perencanaan lain ada rehabilitasi total di sekolah yang sama," ujar Lasro di Balaikota Jakarta, Jumat (11/4/2014).
Sementara itu, temuan mark up anggaran, lanjut Lasro, mencapai Rp 500 miliar. Penggelembungan yang dimaksud misalnya, ada mata anggaran penambahan lima pot.
Setelah timnya mengecek di lapangan diketahui bahwa sekolah itu hanya butuh dua pot bunga. Kepala sekolah juga tidak bisa menjelaskan hal itu.
"Kita akan pilah sekarang. Pokoknya akan kita laksanakan sesuai dengan kebutuhan saja. Sisanya, akan dikembalikan jadi silpa (sisa lebih perhitungan anggaran)," ujar Lasro.
Lasro mengatakan, penyusun perencanaan APBD 2014 bukan dia, melainkan Dinas Pendidikan DKI Jakarta sebelumnya. Perlu diketahui Lasro baru menjabat sebagai Kadisdik DKI Jakarta sejak awal Maret 2014.
Sebelumnya, posisi Lasro diduduki Taufik Yudi Mulyanto yang kini menjadi salah satu anggota Tim Gubernur Percepatan Pembangunan (TGuPP).
Sebagai langkah antisipatif, Lasro telah memerintahkan timnya untuk melaksanakan sensus sekolah. Sensus itu menginventarisasi kebutuhan sebuah sekolah. Setelah itu, dia akan membandingkannya dengan perencanaan anggaran yang masuk. Jika ada yang tidak sesuai, maka kepala sekolah akan dipanggil.
"Ini untuk APBD 2015. Kita harus begini supaya lebih baik lagi," ujar Lasro.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.