Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kadisdik DKI: Pakai Jam Mahal, Tak Pas Terima KJP

Kompas.com - 01/04/2014, 11:38 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Lasro Marbun mengatakan, sangat sulit untuk mengawasi dana penggunaan Kartu Jakarta Pintar (KJP) jika telah sampai ke tangan keluarga penggunanya. Terutama menyangkut penggunaan, untuk keperluan apa saja dana tersebut.

Jumlah anak sekolah penerima KJP di seluruh Jakarta ada sekitar 669.000 orang. Lasro mengatakan, setiap orangtua dari anak pemegang KJP harus memiliki panggilan moral bahwa dana yang mereka terima merupakan dana untuk keberlangsungan masa depan anaknya. Jumlah KJP yang digelontorkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam program KJP tahun lalu mencapai Rp 778 miliar, dan akan ditingkatkan menjadi Rp 1,5 triliun pada tahun ini.

"Kalau diberikan uang untuk membeli sepatu, jangan dibelikan yang lain. Orangtua jangan bohongi anaknya, jangan menggadaikan anaknya," kata Lasro, di Balaikota Jakarta, Selasa (1/4/2014).

Selain itu, Lasro juga mengajak anggota masyarakat untuk ikut mengawasi penggunaan KJP di lingkungan sekitarnya masing-masing. Caranya yakni dengan berani mengoreksi dan melaporkan jika melihat ada keluarga mampu yang sebenarnya tidak berhak menerima KJP.

"Penerima KJP kan ada kriterianya. Kalau tiba-tiba ada yang pakai jam mahal, atau pakai cincin yang banyak, kan tidak pas kalau dia menerima KJP," ucap Lasro.

Lasro berencana akan menindaklanjuti laporan mengenai sekolah-sekolah yang berani melakukan pungutan liar kepada anak-anak penerima KJP. Apabila laporan tersebut terbukti, maka ia menegaskan tidak akan segan-segan untuk mencabut penyelenggaraan dana bantuan di sekolah tersebut. Untuk para birokrat yang diduga terlibat, Lasro berencana akan menarik penugasan mereka dari program tersebut.

"Kalau ada oknum yang terlibat, artinya dia tidak sejalan dengan kita, kemungkinan beliau-beliau sudah menemukan jalan sendiri. Jadi, ya harus kita tarik dari penugasan itu," ucap pria yang baru menjabat sekitar 1,5 bulan ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran Mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran Mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com