Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hak Kaum Prioritas Tidak Boleh Dilanggar

Kompas.com - 24/04/2014, 19:14 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Hal memperebutkan sarana publik di angkutan umum kian tinggi. Namun, di tengah membeludaknya jumlah penumpang, hak kaum prioritas, seperti perempuan hamil, kaum difabel, dan lanjut usia, tetap tidak boleh dilanggar.

Eva Chairunissa dari Humas PT KRL Commuter Jabodetabek (KCJ), Selasa (22/4), mengatakan, di setiap gerbong KRL terdapat kursi prioritas. Jika ada yang lebih membutuhkan, penumpang yang menduduki kursi prioritas wajib mengalah.

”Petugas di gerbong akan membantu mengarahkan penumpang bersangkutan untuk pindah ke kursi reguler atau berdiri,” kata Eva.

Sebaliknya, PT KCJ tidak mewajibkan penumpang yang duduk di kursi reguler untuk mengalah. Mereka hanya diharapkan sadar dan memberikan kursi dengan ikhlas.

Apabila penumpang menolak merelakan kursi reguler, petugas gerbong berkewajiban mencari tempat duduk kosong bagi penumpang prioritas.

Kendati demikian, Eva mengakui, menjelang jam pulang kantor, gerbong kereta penuh sesak sehingga bantuan dari petugas gerbong sulit diandalkan.

”Begitu masuk gerbong, penumpang prioritas sebaiknya langsung mencari kursi prioritas. Sudah hak mereka untuk duduk di situ,” kata Eva.

PT KCJ tidak memberikan sanksi kepada penumpang yang menolak memberikan kursi. Penumpang bersangkutan, ujar Eva, secara otomatis akan mendapat sanksi sosial dari penumpang kereta yang lain.

Tidak hanya pada layanan kereta, kursi prioritas di bus transjakarta juga sering disalahgunakan. Kepala Unit Pelayanan Transjakarta Pargaulan Butarbutar mengatakan, sarana kursi prioritas sebenarnya sudah diterangkan dalam kabin penumpang. Sayangnya, keterangan itu kerap diabaikan.

”Petugas on board di angkutan umum seharusnya menegur perilaku penumpang jika hak orang lain diduduki,” kata Pargaulan.

Di setiap transjakarta, paling tidak tersedia dua kursi prioritas. Pengelola juga menyediakan kursi roda untuk penumpang berkebutuhan khusus. ”Aturan dan fasilitas sudah dibuat, tetapi kami butuh kesadaran dan bantuan dari semua pihak untuk ikut mengawasi,” ujar Pargaulan.

Menurut Eva, pengguna angkutan umum sebenarnya masih peka dan peduli terhadap hak penumpang prioritas.

Peduli

Kepedulian itu tampak dalam perjalanan KRL rute Tanah Abang-Serpong, Rabu pukul 17.00. Seorang perempuan yang hamil tua memasuki kereta di tengah penumpang yang berdesakan. Ia segera berjalan ke arah kursi prioritas di ujung gerbong.

Tanpa diminta, seorang pria yang awalnya menduduki kursi prioritas segera berdiri dan memberikan kursi kepada perempuan hamil tersebut.

Selvie (24), warga Pondok Ranji yang sedang hamil delapan bulan, mengatakan, dirinya tidak pernah mengalami kejadian tidak menyenangkan di angkutan umum. Dengan usia hamil yang sudah tua, penumpang lain selalu memberikan kursi kepadanya tanpa perlu diminta.

Nia (21), penumpang KRL asal Jurangmangu yang ditemui di Stasiun Palmerah, Jakarta Pusat, mengatakan, semua kursi, baik prioritas maupun reguler, sudah seharusnya diberikan kepada kaum prioritas. ”Kalau memang masih sehat dan kuat, lalu ada penumpang yang lebih membutuhkan, lebih baik mengalah,” kata Nia. (A06/NDY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com